Jumat, 16 Agustus 2013

Perkerasan Jalan

PENDAHULUAN
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai:
  • Batu pecah
  • Batu belah
  • Batu kali
  • Hasil samping peleburan baja
Bahan ikat yang dipakai:
  • Aspal
  • Semen
  • Tanah liat

LAPISAN PERKERASAN JALAN
Berdasarkan bahan ikat, lapisan perkerasan jalan dibagi atas dua kategori:
  1. Lapisan perkerasan lentur (flexible pavement)
  2. Lapiasan perkerasan kaku (rigid pavement)
Lapisan Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Perkerasan  lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut adalah:
  1. Lapisan permukaan (surface coarse)
  2. Lapisan pondasi atas (base coarse)
  3. Lapisan pondasi bawah (sub-base coarse)
  4. Lapisan tanah dasar (subgrade)

Susunan Perkerasan Jalan

Lapisan Permukaan (Surface Coarse)
Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas. Lapisan tersebut berfungsi sebagai berikut:
  1. Lapis perkerasan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan roda selama masa pelayanan
  2. Lapisan kedap air: air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan-lapisan tersebut.
  3. Lapisan aus: lapisan ulang yang langsung menerima gesekan akibat roda kendaraan.
  4. Lapis-lapis yang menyebabkan beban ke lapisan di bawahnya sehingga dapat dipukul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek.
Lapis permukaan berdasakan fungsinya:
  1. Lapis non struktural, sebagai lapis aus dan kedap air.
  2. Lapis struktural, sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan beban roda.
Bahan-bahanya terdiri dari batu pecah, kerikil, dan stabilitas tanah dengan semen atau kapur. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air dan memberikan bantuan tegangan tarik yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas. Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur rencana, serta pertahanan konstruksi agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari biaya yang dikeluarkan.

Lapisan Pondasi Atas (Base Coarse)
Lapis pondasi atas adalah bagian lapis perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah). Fungsi lapis pondasi ats adalah:
  1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
  2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
  3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan untuk lapis pondasi atas cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menetukan suatu bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan teknis. bermacam-macam bahan alam/bahan setempat (CBR >50%, PI <4%) dapat digunakan sebagai bahan lapisan pondasi atas, antara lain batu merah, kerikil, dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.

Lapisan Pondasi Bawah (Sub-Base Coarse)
Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dengan tanah dasar. Fungsi lapis pondasi bawah adalah:
  1. Menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
  2. Efisiensi penggunaan material. Materi pondasi bawah lebih murah daripada lapisan di atasnya.
  3. Lapis peresapan agar air tanah berkumpul di pondasi.
  4. Lapisan partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan pondasi atas.
Bahan dari bermacam-macam bahan setempat (CBR >20%, PI <10%) yang relatif jauh lebih baik dengan tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah. Campuran-campuran tanah setempat dengan kapus atau semen portland dalam beberapa hal sangat dianjurkan agar didapat bantuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.

Tanah Dasar (Subgrade)
Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat daya dukung tanah dasar.

Tanah Dasar Berupa Galian

Tanah Dasar Berupa Timbunan

Tanah Dasar Berupa Tanah Asli

Persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah:
  1. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu akibat beban lalu lintas.
  2. Sifat kembang susut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air.
  3. Daya dukung tanah yang tidak merata, sukar ditentukan secara pasti ragam tanah yang sangat berbeda sifat dan kelembabannya.
  4. Lendutan atau lendutan balik

Kontruksi Pondasi
  • Kontruksi Macadam

Pondasi Macadam

  • Konstruksi Telford: Konstruksi terdiri dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil di atasnya untuk menutup pori- yang ada dan memberikan permukaan yang rata. Konstruksi telford dipakai sebagai lapisan pondasi.

Pondasi Telford

  • Japat: Jalan agregat padat tahan cuaca. Semua  jenis jalan tanah (dapat menggunakan kerikil) yang dipadatkan.
  • Soil Cement: Campuran antara tanah setempat dengan semen, serta perbandingan berat 6% yang dipadatkan di tempat dengan tebal padat 15-20 cm.
  • Burtu (taburan aspal satu lapis): Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan lapis agregat bergradasi seragam dengan tebal maksimum 2 cm. Lapisan ini biasanya dipakai lapisan non struktural.
  • Burda (taburan aspal dua lapis): Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan agregat yang dikerjakan dua lapis secara beruutan dengan tebal padat maksimum 3,5 cm. Lapisan ini dipakai sebagai lapisan non struktural.
  • Latasir (lapis tipis aspal pasir): Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal padat 1-2 cm. Lapisan ini dipakai sebagai lapisan non struktural.
  • Buras (taburan aspal): Lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan taburan pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8". Lapisan ini dipakai sebagai lapisan non struktural.
  • Lapen (lapis penetrasi macadam): Lapisan perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci begradasi terbuka dan seragam dan diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan lapisan di atanya dan dipadatkan lapis demi lapis. Di atas lapen ini diberi laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis 4-10 cm. Lapisan ini dipakai sebagai lapisan permukaan struktural.
  • Lasbutag (lapisan asbuton agregat): Lapisan yang terdiri dari campuran antara agregat asbuton dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal padat tiap lapisan 3-5 cm. Lapisan ini dipakai sebagai lapisan permukaan yang bersifat struktural.
  • Latasbun (lapisan tipis asbuton murni): Lapis penutup yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin. Tebal padat maksimum 1 cm. Lapisan ini dipakai sebagai lapisan non struktural (lapis permukaan).
  • Lataston (lapis tipis aspal beton "Hot Rollet Sheets" HRS): Lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi menerus. Material pengisi (filler) dan aspal panas dengan perbandingan tertentu yang dicampurkan dan dipadatkan dalam keadaan panas. Tebal padat 2,5-3 cm. Lapis ini digunakan sebagai lapis permukaan struktural.
  • Laston (lapis aspal beton): Lapis yang terdiri dari campuran aspal keras (AC) dan agregat yang mempunyai gradasi menerus dicampur, dihampar, dan dipadatkan pada suhu tertentu. Lapis ini digunakan sebagai lapis permukaan struktural dan lapis pondasi, (asphalt concrete base/asphalt trated base).
  • Concrete block (conblock): Blok-blok beton misalnya berbentuk segi enam disusun di atas lapisan pasir yang diratakan dengan maksud supaya air tidak tergenang di atas blok beton.

Lapisan Perkerasan Kaku (Rigit Pavement)
Perkerasan yang menggunakan bahan ikat semen portland, pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

Struktural Perkerasan Kaku

Lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah memberikan sumbangan yang besar terhadap daya dukung perkerasan terutama didapat dari pelat beton. Hal tersebut disebabkan oleh sifat pelat beton yang cukup kaku sehingga dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya. Jenis-jenis lapisan perkerasan kaku antara lain:
Perkerasan beton semen: perkerasan kaku dengan beton semen sebagai lapis aus. Terdapat 4 jenis perkerasan beton semen:
  1. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulang.
  2. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulang.
  3. Perkerasan beton semen bersambung menerus dengan tulang.
  4. Perkerasan beton semen pra tekan.
Perkerasan komposit: perkerasan kaku dengan pelat beton semen sebagai lapis pondasi dan aspal beton sebagai lapis permukaan. Perkerasan kaku ini sering digunakan sebagai runway lapangan terbang.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar