Kamis, 12 Juli 2012

Konstruksi Plafon

Plafon atau sering disebut juga langit-langit merupakan bidang atas bagian dalam dari ruangan bangunan (rumah). Fungsi dari pada langit-langit atau plafon adalah:
  1. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari yang melalui bidang atap.
  2. Untuk menahan kotoran yang jatuh dari bidang atap.
  3. Untuk menahan percikan air hujan, agar ruangan dan isinya selalu terlindung.
  4. Supaya ruangan di bawah atap selalu nampak bersih.
  5. Menambah estetika ruangan, karena konstruksi plafon bisa dibuat beraneka macam bentuk. 
Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu atau bilik ), papan kayu, asbes semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile, particle board, jabar wood dan pada saat ini banyak digunakan papan gipsum dan lain-lain. Karena bahan-bahan tersebut meruapakan lembaran yang relatif tipis, maka pemasangannya memerlukan suatu konstruksi yang khusus dan dari bahan lain sebagai penggantung dimana bahan tadi ditempelkan. Bentuk pemasangan plafon dapat dibuat bermacam – macam sesuai selera pemilik rumah seperti misalnya; langit-langit datar /rata, melengkung, kesan bertingkat dan langit-langt berventilasi. Bahan yang mudah didapat dan mudah dikerjakan yaitu dari balok – balok kayu yang dipasang saling bersilangan sehingga membentuk petak-petak dengan ukuran tertentu sesuai dengan bahan plafon tersebut. Bagian-bagian dari konstruksi plafon adalah:  
  1. Balok induk yang dipasang / ditanam pada tembok atau digantungkan dengan kuda-kuda. 
  2. Balok anak ukuran lebih kecil dari balok induk yang dipasangan bersilanngan dengan balok induk. 
  3. Balok pembagi yang ukuran bisa sama dengan balok anak atau bisa lebih kecil sedikit dan dipasang bersilangan dengan balok anak. 
  4. Langit-langit atau sering disebut pyan yang bahannya seperti tersebit di atas dan dipasang pada balok tadi. 
Ukuran yang biasa dipakai sebagai balok penggantung langit-langit  seperti daftar di bawah ini :

 
Jarak pemasangan maupun cara pemasangan pengantung plafon berbeda-beda, tergantung dari jenis

Kamis, 05 Juli 2012

BAHAN BANGUNAN UNTUK RUMAH ATAU GEDUNG

Batu
Batuan dalam penggunaannya di pekerjaan teknik sipil, dapat dibedakan menjadi dua :

  1. Geologis : batuan sebagai mineral, yang terbentuk melalui proses terbentuknya batuan.
  2. Geoteknik : batuan sebagai mineral yang di atasnya, di dalamnya, atau dengannya dapat dibangun berbagai macam konstruksi.
Jika dilihat dari proses terbentuknya, batuan sebagai mineral dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

  1. Batuan beku (Magma), dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) Batuan beku intrusif (batuan beku yang di permukaan bumi), (b) Batuan beku ekstrusif (batuan beku yang membeku di permukaan bumi).
  2. Batuan sedimen, dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: (a) Klastik, yang dibagi menjadi siliklastik, piroklastik dan kapur; (b) Kimiawi, yang dibagi menjadi evaprovit, kapir dan lainnya; (c) Organik, yang dibagi menjadi kapur dan gambut.
  3. Batuan metamorf terjadi karena proses metamorphosis, yaitu perubahan yang dialami oleh batuan karena perubahan temperatur dan tekanan. (a) Metamorfosis regional, (b) Metamorfosis kontak

Batu Bata
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, yang yang lebih murah dan indah. Berikut beberapa jenis batu batu yang ada :

  1. Bata bakar merah
  2. Bata Tulungagung
  3. Batako – Shin
Untuk bangunan, ukuran standard yang biasa dipergunakan adalah :

  1. Panjang  240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 cm
  2. Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 cm
Klasifikasi kekuatan bata berdasarkan kuat tekan dan Compressive Strength (Bata Jenuh air ) dan Penyerapan Air
Berdasarkan Kuat Tekan
  1. Mutu Bata Kelas I : Kuat Tekan Rata – rata lebih besar dari 100 kg/cm2.
  2. Mutu Bata Kelas II :Kuat Tekan Rata-rata  80 – 100 kg/cm2
  3. Mutu Bata Kelas III : Kuat Tekan Rata-rata 60 – 80 kg/ cm2
Berdasarkan Compressive Strength (Bata Jenuh air ) dan Penyerapan Air
  1. Batu Bata Kelas A : Compressive strength diatas 69,0 N/mm2 dan nilai penyerapan tidak lebih 4,5 %
  2. Batu Bata Kelas B : Compressive strength diatas 48,5 N/mm2 dan nilai penyerapan tidak lebih 7%
Kualitas Batas :
  1. Batu bata  harus bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun
  2. Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata.
  3. Permukaan harus benar dalam bentuk persegi satu sama lain untuk  menjamin kerapian pekerjaan.
  4. Mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya serap air yang dipersyaratkan
Pasir
Pasir merupakan bahan agregat alami terdiri dari halus dibagi batuan dan mineral partikel. Komposisi pasir sangat bervariasi, tergantung pada sumber rock lokal dan kondisi, tetapi konstituen yang paling umum dari pasir dalam pengaturan pedalaman benua dan non-tropis pengaturan pesisir adalah silika (silikon dioksida, atau SiO 2), biasanya dalam bentuk kuarsa .

Minggu, 01 Juli 2012

Sistem Pelaksanaan Bikisting



Pengertian Bekisting
Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.
Persyaratan umum dalam  mendisain suatu struktur, baik struktur permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
  1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu  tidak  patah ketika menerima beban yang bekerja.
  2. Syarat Kekakuan, yaitu  bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.
  3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah  tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga pertimbangan –pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi:
  1.  Ekonomis,
  2. Kemudahan dalam  pemasangan dan bongkar, dan
  3. Tidak bocor
Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan stabilitas di atas maka seperti pada design struktur umumnya, peranan ilmu statika dalam perencanaan bekisting sangatlah penting.

Perletakan Wire Mesh


Lantai Plate Bangunan Tingkat

 Lapis Atas

 Lapis Bawah

 Lantai di Atas Tanah

 Dinding Penahan & Pondasi

Overlapping wire Mesh (Jaring Kawat Baja Las / JKBL)
Penjelasan Tumpangan (Overlap) JKBL
1.        Tumpangan sekuat tegangan leleh
Suatu tumpangan akan setara tegangan leleh penuh kalau lembaran itu berhimpitan (overlap) sejauh satu kotak spasi (dua Kampuh las), ditambah minimal 2,5 cm.

PENGECORAN KOLOM


Pekerjaan Pembetonan
Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan
beton yang meliputi:
1.    Pekerjaan persiapan,
2.    Penakaran,
3.    Pengadukan,
4.    Pengangkutan,
5.    Penuangan (pengecoran),
6.    Pemadatan,
7.    Penyelesaian akhir.

Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting untuk memastikan kelancaran pengerjaan beton selanjutnya.
Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan, sambungan pengecoran atau penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang penahan air (waterstop). Hal-hal lain yang harus diperhatikan  adalah  ketersediaan bahan yang cukup untuk volume pengecoran yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat penuangan terakhir, seperti jalan untuk kereta sorong.
Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran  checklist. Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas, penuangan atau pengecoran dimulai setelah checklist diperiksa dan disetujui pengawas.

Coating Waterproofing

Grantkote
Deskripsi
Jenis waterproofing berupa cairan, yang dipergunakan dengan cara mengoleskan dengan kuas pada lantai atau dinding yang akan dikerjakan.
Grantkote terdiri emulsi bitumen berkualitas tinggi yang telah dihaluskan. Grantkote mempunyai karakteristik penguasan yang sangat bagus. Setelah kering, grantkote mempunyai elastisitas yang cukup bagus, sehingga tidak akan pecah ketika terjadi pemuaian oleh bangunan.
Aplikasi
Sebelum dipergunakan, grantkote harus diaduk dan dibutuhkan pemanasan apapun. Bersihkan permukaan yang akan dikerjakan dan terbebasdari debu, kotoran, dan minyak. Kuaskan larutan grantkote ke permukaan yang dikerjakan secara merata. Setelah kering, ulangi penguasan sampai didapat ketebalan yang dikehendaki.
Data teknis
·           Toxicity : non-toxic
·           Drying time : 24 hours
·           Flash Point : None
·           Fire resistance : Wet-non flamable, dry will burn slowly
·           Heat flow resistanse : The cure film will not flow or sag
·           Service temperature limit : -10 – 50 deg C.
·           Specific Grafity : 1.03
·           Shrinkage factor : Approximately 45% wet to dry
·           Flexibility : flexible coating within the temperatur service limits

Cara Tes Kuat Beton


Beton banyak digunakan sebagai bahan utama rumah tinggal kebutuhan yang direncanakan maka perlu dicari berapa kuat tekan betonnya. Betrikut ini saya uraikan sebuah cara tes kuat beton. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk kubus dan silinder dibuat dan dirawat (cured) di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

Peralatan
Mesin penguji tekanan beton lengkap dengan alat bantu seperti alat pembuat benda uji beton. Prosedur Pengujian:
  1. Ambil benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekanan dari bak perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain pelembab. Benda uji dapat menggunakan bentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm atau silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm.