Siklus
Hidrologi adalah gerakan air laut ke udara atau atmosfer yang kemudian jatuh ke
permukaan tanah sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain dimana air tersebut
berkumpul dalam aliran-aliran dan akhirnya mengalir ke laut lagi. Siklus
tersebut betul-betul terjadi, tetapi susunan secara khusus peristiwa Siklus
Hidrologi sebenarnya tidak sesederhana yang kita gambarkan.
- Daur hidrologi dapat merupakan daur pendek, misalnya hujan yang jatuh di laut, danau, ataupun sungai yang segera dapat mengalir kembali ke laut.
- Tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur. Pada musim kemarau terlihat kegiatan daur berhenti, sedangkan pada musim penghujan daur berjalan kembali.
- Intensitas dan frekuensi daur tergantung pada keadaan geografis dan iklim, hal ini diakibatkan adanya letak matahari yang berubah-ubah terhadap meridian bumi sepanjang tahun (pada kenyataannya yang berubah-ubah letak planet bumi terhadap matahari).
- Berbagai bagian daur dapat menjadi sangat kompleks sehingga kita hanya dapat mengamati bagian akhirnya saja dari suatu hujan yang jatuh di permukaan tanah dan kemudian mencari jalur atau jalannya untuk kembali ke laut.
Meskipun konsep daur hidrologi itu telah disederhanakan, namun masih dapat membantu memberikan
gambaran mengenai proses-proses penting dalam daur tersebut yang harus dimengerti oleh ahli hidrologi.
Daur hidrologi digambarkan secara skema gambar di bawah ini:
Penjelasan
dari skema gambar di atas adalah :
Air laut menguap karena adanya radiasi matahari dan
awan yang terjadi oleh uap air, bergerak di atas daratan berhubung didesak oleh
angin. Presipitasi terjadi sebagai
salju, hujan es batu, dan hujan karena adanya tabrakan antara butir-butir uap
air akibat desakan angin. Presipitasi ini jatuh ke tanah dengan berbentuk
limpasan yang mengalir ke hilir menuju laut.
Salju, es, dan hujan di atas permukaan tanah merupakan
air dalam simpanan sementara. Air yang merembes ke dalam tanah (infiltrasi) dan bergerak di dalam tanah (perkolasi) ke dalam zona tanah jenuh di
bawah bidang batas air jenuh (water table)
atau permukaan freatik yang kemudian memberi hidup kepada tumbuh-tumbuhan dan
beberapa diantaranya naik lewat akar dan batangnya, sehingga terjadi transpirasi yaitu evaporasi (penguapan) lewat tumbuh-tumbuhan melalui bagian bawah
daun (stomata).
Air yang bertahan di permukaan tanah (surface detention) sebagian akan
diuapkan menjadi embun dan sebagian mengalir ke sungai-sungai kecil sebagai
limpasan permukaan (surface runoff)
ke dalam palung sungai.
Permukaan sungai dan danau juga mengalami penguapan (evaporasi) sehingga masih ada air yang dipindahkan menjadi uap. Akhirnya sisa air yang tidak diinfiltrasikan atau diuapkan kembali ke palung-palung suangai. Air tanah lebih lambat bergerak masuk ke palung sungai atau yang merembes ke pantai dan masuk ke laut. Dengan demikian seluruh daur yang telah dijalani akan berulang kembali secara terus-menerus.
Komponen daur hidrologi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar