Menurut J. Kindler and C.S. Russel (1984), kebutuhan air untuk tempat tinggal (kebutuhan domestik) meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni. Meliputi kebutuhan air untuk mempersiapkan makanan, toilet, mencuci pakaian, mandi (rumah ataupun apartemen), mencuci kendaraan dan untuk menyiram pekarangan. Tingkat kebutuhan air bervariasi berdasarkan keadaan alam di area pemukiman, banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni serta ada atau tidaknya penghitungan pemakaian air.
Menurut Ditjen Cipta Karya (2000) standar kebutuhan air ada 2 (dua) macam yaitu:
Standar kebutuhan air domestik
Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi
untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti; memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya. Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari.
Standar kebutuhan air non domestik
Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain:
- Penggunaan komersil dan industri yaitu penggunaan air oleh badan-badan komersil dan industri.
- Penggunaan umum yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan pemerintah, rumah sakit, sekolah-sekolah dan tempat-tempat ibadah.
Prosedur Menentukan Kebutuhan Air untuk Domestik
Untuk menentukan kebutuhan air untuk keperluan domestik dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
- Menentukan batasan administrasi dengan satuan
terkecil Desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan.
- Menghitung jumlah penduduk pada masing –
masing Desa.
- Menetapkan standar kebutuhan air penduduk/domestik berdasarkan nilai yang sudah ditetapkan.
- Menghitung besarnya kebutuhan air domestik dengan persamaan:
Qdomestik
= Pt . Un
dimana :
Qdomestik =
jumlah kebutuhan air penduduk
Pt = jumlah penduduk
pada tahun yang bersangkutan (jiwa)
Un = standar kebutuhan
air (liter/orang/hari)
Kondisi Penggunaan Air untuk Domestik Berdasarkan Penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari pemanfaatan air semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, tetapi tidak semata-mata meningkatnya pemanfaatan air hanya karena pertambahan jumlah penduduk saja, melainkan juga karena majunya kehidupan manusia.
Pemanfaatan air oleh suatu masyarakat bertambah besar dengan kemajuan masyarakat tersebut, sehingga pemanfaatan air seringkali dipakai sebagai salah satu tolok ukur tinggi rendahnya kemajuan suatu masyarakat, dengan demikian penggunaan air yang banyak selalu dikategorikan sebagai keluarga yang mampu. Menurut Schefter (1990) rumah tangga dengan golongan penghasilan yang lebih tinggi cenderung menggunakan air lebih banyak.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutikno (1981) tentang pemanfaatan sumberdaya air untuk rumah tangga di DAS Serayu, memperoleh kesimpulan bahwa banyaknya pemanfaatan air oleh setiap rumah tangga di Kota Cilacap, Purwokerto dan Bojonegoro dipengaruhi oleh jenis mata pencaharian (pekerjaan) kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, dan jenis sumber air yang digunakan oleh masing-masing rumah tangga.
Tabel Aktivitas Pemanfaatan Air
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Leeden et al. (1990) di Amerika Serikat, maka terdapat
variasi penggunaan air pada jam-jam
tertentu dalam satu hari.
Tabel Variasi pemanfaatan air selama satu hari
Tabel Pemakaian Air Domestik di
Beberapa Negara
Tabel Standar Kebutuhan Air Domestik
Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk
Pemanfaatan Air untuk Domestik Berdasarkan Jenis Kegiatan
Pemanfaatan air domestik berdasarkan jenis kegiatan dibahas secara khusus
pada sebuah kasus studi penelitian di Kecamatan Kalasan. Pengambilan sample dilakukan
secara acak pada setiap
kelurahan yang ada di Kecamatan Kalasan (Purwomartani, Selomartani,
Tamanmartani, dan Tirtomartani) secara proporsional sebanyak 200 responden yang
didapatkan dari perbandingan antara jumlah kepala keluarga tiap-tiap
kelurahan dengan total kepala keluarga
seluruh kelurahan.
Berdasarlan hasil
penelitian, kegiatan yang memberikan konribusi
terhadap besarnya pemanfaatan air domestik antara lain adalah sebagai berikut:
Mandi
Pemanfaatan air domestik
pada setiap jenis kegiatan didominasi oleh jenis kegiatan mandi, yaitu sebesar 39,06 liter/hari, berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kalasan, dari rata-rata jumlah
anggota keluarga sebanyak 5 orang terdapat sebanyak 60,57 % atau sebanyak 3
orang yang melakukan kegiatan rutinitas setiap harinya, seperti berangkat ke
tempat kerja, ke sekolah, atau kegiatan lain yang dilakukan setiap harinya, hal
ini memberikan kontribusi besarnya pemanfaatan air pada jenis kegiatan mandi di
Kecamatan Kalasan, karena setiap kali melakukan aktivitas pagi selalu diawali
dengan mandi.
Disamping adanya kegiatan
rutinitas yang memberikan kontribusi besarnya pemanfaatan air domestik untuk kegiatan mandi,
ternyata juga ditemukan di lapangan bahwa pemanfaatan air domestik untuk jenis
kegiatan mandi ini sangat di pengaruhi oleh suatu kebiasaan masyarakat dalam
memanfaatkan air, yaitu adanya kebiasaan besarnya pemanfaatan air untuk mandi
dipengaruhi oleh adanya tempat penampungan air (wadah air), pemanfaatan air
pada jenis kegiatan mandi di rumah tangga dengan menggunakan bak mandi
relatif lebih besar jika dibandingkan dengan menggunakan ember, hal ini
terbukti dari 200 responden yang diteliti terdapat 152 rumah tangga yang
menggunakan bak mandi, dan 48 rumah tangga yang menggunakan ember sebagai
tempat penampungan untuk mandi. Pemanfaatan air pada jenis kegiatan mandi dengan menggunakan bak mandi mempunyai
rata-rata pemanfaatan air sebesar 413,37 liter/hari, sedangkan dengan
menggunakan ember mempunyai rata-rata pemanfaatan air sebesar 349,58
liter/hari. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan air pada
jenis kegiatan mandi dengan menggunakan bak mandi cenderung menggunakan air
lebih besar jika dibandingkan dengan menggunakan ember.
Mencuci Pakaian
Rata-rata pemanfaatan air pada jenis kegiatan mencuci pakaian sebesar
78,30 liter/hari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa,
dari 200 responden yang diteliti di Kecamatan Kalasan terdapat 96,5 % atau
sebanyak 193 rumah tangga melakukan jenis kegiatan mencuci pakaian di rumah,
sedangkan sisanya 3,5 % atau sebanyak 7
rumah tangga tidak melakukan jenis kegiatan mencuci pakaian di rumah, tetapi
dilakukan di sumber mata air, dari 7 rumah tangga yang tidak melakukan jenis
kegiatan mencuci pakaian tersebut terdapat 3 rumah tangga di Kelurahan
Tamanmartani dan 4 rumah tangga di Kelurahan Tirtomartani, sehingga dipastikan
pada 7 rumah tangga tersebut pemanfaatan air rumah tangga adalah nihil,
walaupun demikian rumah tangga yang tidak melakukan kegiatan mencuci pakaian
tersebut diikutsertakan sebagai pembagi dalam menghitung rata-rata pemanfaatan
air. Keadaan ini memberikan kontribusi terhadap rata-rata pemanfaatan air pada jenis mencuci pakaian di
Kecamatan Kalasan menjadi kecil.
Memasak dan Minum
Pemanfaatan air pada jenis
kegiatan memasak dan minum
adalah sebesar 11,12 liter/hari. Kegiatan ini menduduki urutan kelima
terbanyak dalam memanfaatkan air di Kecamatan Kalasan, besar kecilnya
pemanfaatan air pada jenis kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota
keluarga serta mobilitas anggota kelurga setiap harinya. Dari sebanyak 200 responden
yang diteliti di Kecamatan Kalasan,
ternyata rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang dan yang melakukan
kegiatan rutinitas sebanyak 3 orang setiap rumah tangga, tetapi dari rata-rata
jumlah anggota keluarga yang melakukan kegiatan rutinitas tersebut terdapat diantaranya 60 rumah tangga
yang mempunyai kedua orang tua bekerja. Banyaknya kedua orang tua yang bekerja di Kecamatan
Kalasan ini memberikan kontribusi terhadap pemanfaatan air pada jenis kegiatan
memasak dan minum menjadi kecil, hal ini karena
seringkali jenis kegiatan makan siang atau minum dilakukan di luar rumah.
Mencuci Alat Dapur
Jenis kegiatan mencuci alat
dapur menduduki urutan keempat
terbanyak dalam pemanfaatan air, yaitu
sebesar 17,04 liter/hari. Jenis kegiatan ini sangat berkaitan dengan jenis
kegiatan memasak dan minum,
sehingga alasan besar kecilnya pemanfaatan air pada jenis kegiatan ini juga
sama seperti jenis kegiatan memasak dan minum, di samping alasan yang sama dengan jenis
kegiatan memasak dan minum
juga terdapat alasan lain yang menyebabkan besar kecilnya pemanfaatan air pada
jenis kegiatan mencuci alat dapur yaitu frekuensi mencuci alat dapur. Di Kecamatan Kalasan
frekuensi alat dapur terjadi variasi, dari 200 responden yang diteliti ternyata
terdapat 13 % atau sebanyak 26 rumah
tangga yang melakukan jenis kegiatan mencuci alat dapur dengan frekuensi
sebanyak 3 kali dalam sehari, 43,5 %
atau sebanyak 87 rumah tangga dengan frekuensi 2 kali dalam sehari, 43 % atau
sebanyak 86 rumah tangga dengan frekuensi 1 kali dalam sehari, dan 1 rumah tangga tidak melakukan jenis kegiatan
mencuci alat dapur. Banyaknya rumah tangga yang melakukan jenis kegiatan
mencuci alat dapur dengan frekuensi 1 kali dalam sehari memberikan kontribusi
terhadap pemanfaatan air domestik menjadi kecil pula.
Mencuci Lantai
Mencuci lantai termasuk
jenis kegiatan yang menduduki urutan ketujuh
dari sembilan jenis kegiatan yang memanfaatkan air, yaitu sebesar
4,54 liter/hari. Besar kecilnya pemanfaatan air pada jenis kegiatan ini sangat
berkaitan dengan jumlah rumah tangga yang melakukan kegiatan mencuci
lantai serta banyaknya frekuensi yang
dilakukan dalam satu minggu. Dari 200 responden yang diteliti di Kecamatan
Kalasan ternyata terdapat 56,5 % atau
sebanyak 113 yang melakukan jenis kegiatan mencuci lantai, sedangkan sisanya
sebanyak 43,5 % atau sebanyak 87 rumah tangga tidak melakukan
jenis kegiatan mencuci lantai, hal ini disebabkan oleh rumah tangga tersebut tidak
mempunyai lantai tegel atau keramik, tetapi hanya berupa lantai tanah.
Rumah tangga yang melakukan
jenis kegiatan mencuci lantai juga terjadi variasi frekuensi mencuci lantai, dari 113 rumah tangga yang
melakukan jenis kegiatan mencuci lantai ternyata terdapat 46,02 % atau sebanyak
52 rumah tangga yang melakukan jenis kegiatan mencuci lantai dengan frekuensi
setiap hari; 17,70 % atau sebanyak 20
rumah tangga dengan frekuensi dua hari sekali; 19,47 % atau sebanyak 22
rumah tangga dengan frekuensi sebanyak 3 hari sekali; dan 16,81 % atau sebanyak 19 rumah tangga dengan
frekuensi sebanyak seminggu sekali.
Adanya rumah tangga yang
tidak melakukan jenis kegiatan mencuci lantai serta adanya frekuensi yang beragam dalam melakukan jenis kegiatan
mencuci lantai, memberikan kontribusi jenis kegiatan ini terhadap pemanfaatan
air domestik menjadi kecil pula.
Wudlu
Dari 200 responden yang
diteliti di Kecamatan Kalasan terdapat 167 rumah tangga yang beragama Islam, sedangkan sisanya sebanyak 31
rumah tangga beragama Katolik, 1 rumah tangga berama Kristen dan 1 rumah tangga
beragam Hindu. Pemanfaatan air pada jenis kegiatan berwudlu’ tidak
mengikutsertakan agama non Islam sebagai pembagi dalam perhitungan rata-rata pemanfaatan air. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata pemanfaatan air berwudlu’ setiap
harinya adalah sebesar 80,60 liter/hari. Berdasarkan data di lapangan rata-rata
setiap kali berwudu adalah 5 liter, sehingga
seharusnya pemanfaatan air rata-rata untuk berwudlu’ adalah
jumlah anggota keluarga x rata-rata setiap kali berwudlu’ x sholat 5 waktu, maka hasilnya adalah : 5 x 5 x 5 = 125 liter/hari, berarti bisa
disimpulkan bahwa 80,60 : 25 = 3,22 » 3, ini
artinya dari rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang, ternyata hanya
3 orang yang sholat, atau dengan kata lain rata-rata rumah tangga di Kecamatan Kalasan
yang tidak sholat ada sebanyak 2 orang.
Mencuci Kendaraan
Jenis kegiatan mencuci
kenderaan menduduki urutan keenam terbanyak dalam pemanfaatan air, yaitu sebesar 5 liter/hari. Besar
kecilnya pemanfaatan air pada jenis kegiatan ini sangat berkaitan dengan jumlah
rumah tangga yang melakukan kegiatan mencuci kenderaan serta media yang
digunakan setiap kali mencuci kenderaan. Dari 200 responden yang diteliti di
Kecamatan Kalasan ternyata terdapat 25 %
atau sebanyak 50 rumah tangga yang melakukan jenis kegiatan mencuci kenderaan,
sedangkan sisanya sebanyak 75 % atau sebanyak 150 rumah tangga tidak
melakukan jenis kegiatan mencuci kenderaan dengan rincian alasan sebagai berikut:
- Sebanyak 23 rumah tangga tidak melakukan jenis kegiatan mencuci kenderaan karena tidak mempunyai kenderaan, baik berupa motor, mobil atau kenderaan dalam bentuk lainnya.
- Sedangkan sebanyak 127 rumah tangga tidak melakukan jenis kegiatan mencuci kenderaan karena selalu menggunakan lap kain setiap kali membersihkan kenderaan, sehingga tidak memerlukan air.
Adanya rumah tangga yang
tidak melakukan jenis kegiatan mencuci kenderaan serta banyaknya rumah tangga yang menggunakan media ember
setiap kali mencuci kenderaan, memberikan kontribusi jenis kegiatan ini
terhadap pemanfaatan air domestik menjadi kecil pula.
Menyiram Tanaman
Lain halnya dengan jenis
kegiatan menyiram tanaman, di mana pada kegiatan ini pemanfaatan airnya adalah paling kecil jika
dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya, yaitu sebesar 1,94 liter/hari.
Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Kalasan ditemukan bahwa dari 200
responden yang diteliti terdapat
sebanyak 7,5 % atau sebanyak 15 rumah tangga yang menggunakan pekarangan rumah
untuk menanam tanaman, sedangkan sisanya sebanyak 92,5 % atau 185 rumah tangga
tidak menggunakan pekarangan rumah sebagai tempat untuk menanam tanaman, tetapi
hanya dibiarkan sebagai tempat untuk bermain anak-anak. Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa rumah tangga di Kecamatan Kalasan tidak tertarik
untuk menanam tanaman pada pekarangan rumah, sehingga pemanfaatan air pada
jenis kegiatan menyiram tanaman juga
relatif kecil.
Pemanfaatan Air Lain-Lain
Jenis kegiatan pemanfaatan
air lain-lain menduduki urutan kedelapan terbanyak dalam pemanfaatan air, yaitu sebesar 2,74 liter/hari.
Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Kalasan, jenis kegiatan pemanfaatan
air lain-lain ini terdapat jenis kegiatan memberi minum ternak dan mengisi bak
ikan, kedua jenis kegiatan ini termasuk jenis kegiatan pemanfaatan air
lain-lain dan termasuk memberikan kontribusi terhadap besarnya pemanfaatan air
domestik, dimasukkannya kedua jenis kegiatan tersebut dalam pemanfaatan air
domestik, karena air yang digunakan bersumber dari rumah tangga.
Dari 200 responden yang
diteliti di Kecamatan Kalasan, terdapat 3,5 % atau sebanyak 7 rumah tangga yang
melakukan jenis kegiatan pemanfaatan air lain-lain dengan rincian 4 rumah
tangga melakukan jenis kegiatan memberi minum ternak dengan rata-rata
pemanfaatan air sebesar 32,68 liter/hari,
dan 3 rumah tangga melakukan jenis kegiatan mengisi bak ikan dengan
rata-rata pemanfaatan air sebesar 139,27 liter/hari, ini berarti terdapat 193
rumah tangga di Kecamatan Kalasan tidak melakukan jenis kegiatan pemanfaatan
air lain-lain, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa 193 rumah tangga tersebut tidak memungkinkan melakukan
jenis kegiatan pemanfaatan air lain-lain, karena keterbatasan lahan yang
tersedia.
Banyaknya rumah tangga yang
tidak melakukan jenis kegiatan pemanfaatan air lain-lain memberikan kontribusi terhadap pemanfaatan air
domestik menjadi kecil pula.
Pada masing-masing jenis
kegiatan memberikan kontribusi yang berbeda terhadap pemanfaatan air domestik, secara implisit kontribusi
masing-masing jenis kegiatan tersebut disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel Persentase
Pemanfaatan Air Pada Setiap Jenis Kegiatan
Berdasarkan pada tabel di atas dapat simpulkan bahwa pemanfaatan air pada setiap
jenis kegiatan yang terbesar adalah jenis kegiatan mandi,
yaitu sebesar 66,42 %. Besarnya kontribusi jenis kegiatan mandi di Kecamatan
Kalasan sangat berbeda seperti yang diungkapkan oleh Fair et al. (1971), di mana ia mengatakan bahwa kontribusi jenis
kegiatan mandi terhadap pemanfaatan air domestik adalah sebesar 37 %, hal tersebut menunjukkan bahwa
di Kecamatan Kalasan pemanfaatan air pada jenis kegiatan mandi memberikan
kontribusi yang relatif besar terhadap
pemanfaatan air domestik sehari-hari.
Sesuatu yang tidak
ditemukan pada tabel Aktivitas Pemanfaatan Air adalah pemanfaatan air pada jenis kegiatan berwudlu’, hal ini
karena di negara Amerika Serikat mayoritas
beragama non Islam, sehingga pemanfaatan air pada jenis kegiatan ini tidak
diperhitungkan, tetapi lain halnya bagi negara yang penduduknya mayoritas
Islam, besarnya pemanfaatan air pada
kegiatan tersebut sangat signifikan, dari hasil penelitian di Kecamatan Kalasan
diketahui bahwa pemanfaatan air pada
jenis kegiatan ini sebesar 13,45 % dari total pemanfaatan air domestik
sehari-hari.
Lain halnya dengan pemanfaatan air pada jenis
kegiatan menyiram tanaman, di Kecamatan Kalasan termasuk pemanfaatan air
terkecil, yaitu sebesar 0,32 %, tetapi jika dibandingkan dengan tabel 2.1 yang merupakan
pemanfaatan air di negara Amerika Serikat, pemanfaatan air pada jenis kegiatan
menyiram tanaman di negara tersebut sebesar 3%, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan air pada jenis kegiatan ini di
Kecamatan Kalasan memberikan kontribusi relatif kecil terhadap pemanfaatan air
domestik sehari-hari.
Berdasarkan hasil
penelitian di Kecamatan Kalasan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fair et al. (1971) di Amerika Serikat,
terdapat perbedaan yang nyata, sehingga apa yang diutarakan oleh Fair et al. (1971) tentang kontribusi jenis
kegiatan tertentu terhadap pemanfaatan air domestik tidak dapat digeneralisir terhadap semua
daerah, apalagi bagi suatu negara yang mempunyai dua musim seperti di
Indonesia.
Bersambung.....(selanjutnya baca Pemanfaatan Air untuk Domestik Part 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar