Kamis, 04 September 2014

Penggalian Tanah

Dalam pelaksanaan metode pelaksanaan pengalian tanah pada prinsipnya dapat ditentukan berdasarkan:
  1. Bagaimana jenis bangunan dan bentuk konstruksi bangunan bawah yang akan dilaksanakan memberikan cara teknologi dalam pekerjaan tanah.
  2. Bagaimana jenis tanah dan bahan meterial yang akan dipindahkan berupa tanah batuan, tanah berpasir atau bahan lempung dan lanau berair.

Langkah kegiatan
  1. Penentuan pengalian yang ditandai dengan pemasangan patok yang ditandai dengan warna cat sebagai anda leveling tanah dan luas area pengalian tempat konstruksi bangunan bawah.
  2. Posisikan alat bantu kerja mekanis dengan maneuver lintasan yang tidak menganggu mobilitas angkutan pendukung lainnya (dump truk) yang mengangkut hasil galian kelokasi yang disediakan.
  3. Pada galian memanjang diupayakan pembuangan tanah pada area bebas material konstruksi agar tidak menganggu proses perakitan dan pemasangan konstruksi.
  4. Pada galian melebar dan perataan diupayakan lintasan alat mekanis dapat melakukan maneuver dan lintasa bebas sebagai mesin pemadatan dari tanah yang ditimbun dan diratakan.
  5. Pada galian dalam, posisikan mesin pengali pada area neutral tidak menganggu aktivitas mobilitas pengangkutan hasil pengalian dan menganggu kekokohan konstrusi tanah diseliling lobang.
  6. Posisikan setiap alat pengali dapat bergerak dengan bebas terutama dalam melakukan maneuver gerakan swing dan lintasa pengalian.

Jaminan Keselamatan Pekerjaan
  1. Selama pelaksanan pekerjaan, semua alat bantu konstruksi berupa perancah dan steiger harus dalam keadaan yang stabil mampu menahan pekerjaan yang sedang diselesaikan dan konstruksi yang telah jadi sebagai pijakan konstruksi kelanjutan dapat menahan aktivitas pekerjaan disekitarnya, Misal: struktur alat kerja penopang konstruksi harus dapat dipertahankan sepanjang waktu penyelesaian pekerjaan, misal penopang dan turap penahan tanah yang memadai harus dipasang pada lereng tanah yang tidak stabil, jika sewaktu terjadi longsoran tanah akibat perubahan masa dan kelembaban tanah.
  2. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lain tidak boleh diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat dari ukuran 1m s/d 5 m dari tepi galian terbuka atau galian pondasi, terkecuali telah diamankan dengan bangunan penopang dan penahan dinding atau turap.
  3. Tembok ujung cofferdam dan konstruksi jenis lain harus dapat terpasang sesuai teknik pelaksanaan jika diperuntukan untuk menghindari air masuk kedalam area daerah galian harus dirancang dengan benar dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadinya keruntuhan mendadak dari lereng tanah, yang dapat membanjiri tempat kerja dan keselamatan bagi pekerja.
  4. Diperlukan pengawas melalui monitor kelaikan pemasangan konstruksi utama dan skunder saat pekerja berada dalam galian berada dibawah muka tanah. Misal: kelengkapan jaringan penerangan, jaringan oksigen, dan jalur peralatan kerja berat dan lalu lintas pekerja harus dibedakan agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
  5. Pengunanan bahan peledak yang diperlukan untuk galian padas harus direncanakan sesuai kebutuhan, disimpan, diamankan dan digunakan dengan cara benar sesuai prosedur dan terdokumentasi, dengan memperhatikan standar pengunaaannya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangngan dari pemerintah.
  6. Pada galian terbuka dan dalam harus diberi penghalang tanda dan rambu rambu yang cukup jelas dan dapat dipahami untuk mencegah pekerja terjatuh kedalam galian.
  7. Peralatan kerja dan alat bantu pengamanan keselamatan dalam bekerja harus disediakan dan ketersediaan ruang emergensi dan bahan obat di lokasi area kerja.

Pemakaian Jenis Alat Bantu kerja
Pemakaian alat tipe cengkeraman
  1. Pastikan losai pengalian dengan penandaan berupa patok yang mengatur ketinggian dan lebar galian yang sesuai dalam bestek.
  2. Posisikan lintasan mibilitas alat keruk tidak meganggu kedudukan tanda galian dan kelengkapan pendukung konstruksi lain, lintasan dump truk angkut, material konstruksi pendukung kerja.
  3. Pengalian tanah dengan Type Cengkeraman (grab type) memiliki ruang maneuver yang panjang, dan pembuagan tanah yang tak perlu dapat dilakukan secara aman pada lokasi yang tidak mengganggu area kerja, dan kendaraan angkut dapat jauh dari lokasi galian untuk menagkut hasil pengalian.
  4. Proses pengangkatan tanah mengunakan sistem timba besi berbentuk capit kerang (Clamshell bucket) dengan batuan crane mesin yang dapat melakukan manuver swing horisontal membentuk sudut 180.
  5. Dipakai untuk mengali macam tanah untuk tanah darat atau tanah didalam air.
  6. Alat ini disamping untuk mengali tanah juga berfungsi untuk menutup lubang bekas konstruksi dalam bendungan.
  7. Melapis landai kelerangan dst. kapasitas tanah yang diambil 600 liter/0.6 m3



Pemakaian alat tipe sekop
  1. Tentukan letak patok yang mengatur posisi kedalaman dan lebar galian.
  2. Pengalian tanah type pengeruk tanah sekop digunakan pada volume dan mengatur kedudukan bangunan terhadap posisi lahan dan mengatur kelerengan tanah yang berdekatan dengan bangunan.
  3. Sekop motor sebagai mesin gali dengan bantuan timba/bucket capit dengan gerakan naik dan turun sepanjang tangkainya diikat pada alat pengali.
  4. Alat ini dapat dipakai untukk segala macam pekerjaan galian pada tanah kering dan basah, tidak berair.
  5. Pengaturan kelerengan dan kedalaman galian dapat dilakukan dengan melihat gambar bestek, dan pengukuran dengan alat Bantu teodolit untuk menlihat kemiringan lereng dan lerataan muka tanah.
  6. Jika dioperasikan pada tanah basah makan bagian bawah perlu diberi landasan rakit atau tikar rakit.
  7. Kapasitas isi sekop untuk mengali tanah antara 0,6 sampai 3,5 m3



Pemakaian tipe bucket tarik datar
  1. Tentukan patok patok sebagai tanda lebar dan rencana kedalaman galian.
  2. Persiapkan lokasi manuver lintaran berjalan mesin pengaruk dan lintasan pengangkutan hasil galian keluar lokasi/ atau area timbunan yang netral untuk digunakan kembali.
  3. Pengalian pada lubang memanjang digunakan mesin gali yang disebut keruk sekop/bucket tarik datar, sekop/ember tarik datar dengan arah lintasan mundur.
  4. Terbatas pada jenis tanah basah dan berair, sedngakan untuk tanah lepas, keras kurang baik dalam operasional tangkapan tanah yang dipindahkan dalam sekop.
  5. Ketika mengali ember/sekop dijatuhkan pada muka tanah sehingga masuk pada lobang galian, selanjutnya ditarik mendatar kearah operator dan diajunkan keatas dan dilakukan manuver untuk pembuangan tanag dalam bucket/ember.
  6. Kapasitas ember/sekop/bucket 0,5 sampai 4 m3.
  7. Lakukan pengukuran pada hasil pengalian sesuai dengan rencana bestek.
  8. Posisi shovel ayunan ke depan.
  9. Pastikan timbunan ditepi galian tidak menimbulkan pembebanan pada lereng yang dapat mempengaruhi kelongsoran.
  10. Pastikan lokasi yang memerlukan penanganan pemasangan turap dinding dari box kayu atau baja profil.
  11. Pekerjaan komstruksi dapat dilakukan bila telah mendapat persetujuan direksi.


Pemakaian alat tipe pemikul bucket
  1. Tentukan patok patok sebagai tanda lebar dan rencana kedalaman galian.
  2. Persiapkan lokasi manuver lintaran berjalan mesin pengaruk dan lintasan pengangkutan hasil galian keluar lokasi/ atau area timbunan yang netral untuk digunakan kembali.
  3. Pengalian tanah type pemukulan bucket, atau sebuah batang pengali yang diangkat dan dijatuhkan menumbuk tanah lunak berair, juga bias meratakan permukaan tanah dengan alat bucketnya.
  4. Tanah yang pecah beserta pasir dipindahkan bersama air lumpur dengan cara penyedotan keatas melalui permukaan tampung.
  5. Pekerjaan ini dapat dilakukan untuk jenis tanah padat dan tanah berair. Kapasitas ember memuat 300-500 liter.
  6. Pekerjaan pengukuran hasil galian dan perataan dilakukan dengan alat ukur teodolit, dan kemiringan dapat terkontrolsesuai dalam bestek kerja. 
  7. Posisi alat sekop sejajar kren ayunan ke depan


Pemakaian alat tipe bucket terbenam
  1. Pekerjaan diawali dengan membaca data lokasi pengalian tanah dengan bantuan peta yang mengatur koordinat dengan menandai pada lajur yang dilakukan pengerukan.
  2. Pengerukan/pengalian tanah dengan alat Bantu mesin berjalan melalui pemutaran bucket terbenam, motor isap dipadukan sebuah batang pengali putar untuk mengali tanah dan pasir beserta lumpur dari sungai/ rawa dipindahkan bersama air kepermukaan lokasi tampung/tongkang dengan perantara buket jalan berputar.
  3. Pekerjaan dilakukan melalui lajur alur yang dituangkan dalam gambar dengan toleransi lintasan alur sesuai dengan lereng muka sungai.
  4. Pengalian dilakukan secara berjalan dalam lintasan dan dibantu dengan kapal penampung tanah untukdipindahkan kedaratan,
  5. Daya kerja sebuah pengisap pasir bergantung dari keadaan tanah dan jenis pasir.
  6. Kapasitas isap pasir menghasilkan 300 sampai 400 M3 tiap jam.
  7. Pekerjaan dilakukan sesuai kedalaman alur dan dilakukan pengkuran mengunakan alat deteksi elektronik untuk mengetahui kedalaman rencana.
  8. Proses pengalian dan perataan tanah dengan mengunakan alat mekanis, dimana didasarkan pada volume galian besar, area kerja luas, waktu pelaksanaan terbatas, dan perbandingan pembiayaan antara manual dan mekanis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar