Kamis, 04 September 2014

Drainase Jalan


Drainase jalan  diperlukan untuk menampung air hujan pada permukaan pada jalan , buangan fasilitas kota (pendidikan, perkantoran, pasar, kesehatan dst) dan mengamankan air permukaan pada lahan terbuka) sawah, tegalan yang berdekatan dengan jalan, agar air dapat terkendali dan dialirkan pada daerah pengaliran, sehingga lapisan pondasi bawah dan tanah dasar tidak mengalami perubahan akibat kenaikan dan penurunan kadar airnya dalam kurun waktu dan diharapkan air tanah masih dalam ambang optimum, sehingga tanah sebagai landasan bangunan dan jalan masih dapat berfungsi sebagai konstruksi sesuai dalam syarat teknis yang dikehendaki dalam perencanaan sesuai  dengan kelayakan teknis dan umur dari bangunan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Limpasan  timbulnya Banjir.
  1. Karakteristik Kolam drainase, kolam drainase diperlukan untuk menerima transis sementara limpasan air permukaaan pada daerah datar atau lahan bercontur tak beraturan.
  2. Ukuran kolam drainase sebagai tangapan dari air curah hujan yang ada dipermukaan tanah/lahan/ badan jalan harus sebanding dengan ukuran dimensi luas drainase, kemiringan saluran, dan dipengaruhi pula  dari karakteristik bahan kolam ( tanah, bahan masif ) atau bahan kedap air . dalam kenyataan volume air yang akan ditampung akan lebih besar dari ukuran sendiri karena perubahan tata guna lahan disekitar kolam. Melalui upaya pembacaan yang benar pada Peta topogarfi lahan sebagai sarana untuk dapat memprediksi dan memperoleh  kebutuhan ukuran luas kolam sebagai drainase.
  3. Bentuk aliran drainase ( kemiringan dan kondisilahan) atau  sungai yang tidak sebanding dengan volume limpasan yang ditampung dari perubahan tata guna lahan.
  4. Lereng saluran sangat besar  pengaruhnya terhadap penentuan dan  memperkirakan jumlah limpasan air.
  5. Tata guna Lahan, perubahan tata guna lahan ( dari lahan terbuka menjadi pemukiman, fasilitas kota yang bersifat masif) dapat memberikan karakteristik terhadap limpasan air permukaan sehingga diperlukan perkiraan untuk menentukan masa sekarang dan masa mendatang.
  6. Geologi formasi batuan dilapisan bawah dan faktor endapan dari sungai akan memberikan pengaruh pada limpasan dibebarapa daerah sekitas aliran.
  7. Jenis tanah disekitas drainase dari tanah mempunyai pengaruh pada laju limpasan, sering menunjukan berubahan pada lebar dan dalam saluran tanah dan sangat dipengaruhi menurut besarnya kecepatan aliran dan intensitas curah hujan.


Drainase Air permukaan akibat Hujan dan buangan tata guna lahan (perumahan, Fasilitas Kota)
Estimasi jumlah air hujan yang akan dialirkan, dipengaruhi oleh:
  1. Keragaman laju intensitas periode curah hujan yang dapat diperkirakan selama waktu terjadinya hujan turun.
  2. Derajat kekedapan daerah tempat jatuhnya hujan (tanah yang sulit meyerap air hujan) dan akan mengalir pada saluran drainase/riol.
  3. Kapasitas dari sistem drainase /ukuran dan volume tampungan, serta kemiringan dan ketersediaan bak pengendali limpasan karena riol utama sangat terbatas jaraknya dan jauh.
  4. Waktu yang dibutuhkan air permukaan akibat hujan untuk mencapai drainase penampung  air dari klasifikasi tersier, skunder dan primer.

Sistem Drainase  Jalan terbagi dalam dua kategori
  1. Drainase bawah tanah (tertutup), untuk mengatasi air dalam tanah bahwa muka air tanah dapat dipertahankan duganya, sehingga tidak menimbulkan air jenuh pada tanah dibawah konstruksi perkerasan jalan dan sekitar lngkungan DAMIJA.
  2. Drainase diatas muka tanah untuk menghindari lahan terbuka dan atau badan jalan mengalami genangan sehingga dapat menganggu aktivitas kegiatan dan menaikan tingkat resiko keselamatan penguna dan menimbulkan kecelakaan bagi kendaraan dan penguna jalan (daya rekat roda dan jalan menjadi rendah) serta  mempercepat kerusakan pada lapisan lahan terbuka akibat gerosan air dan  pada permukaan jalan mengakibatkan lapisan penutup perkerasan jalan  dari bahan bahan aspal yang mudah sekali korosif akibat air hujan ( mengandung asam), serta beban kendaraan disaat hujan dapat mempengaruhi penurunan kualitas bahan aspal, untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan upaya pembeuatan darainase pada kedua sisi jalan agar dapat mengaliran  air permukaan melalui  saluran/ drainase jalan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar