Senin, 08 September 2014

Metode Perbaikan Tanah Melalui Pengaturan Drainase

Pelaksanaan perbaikan tanah ini dilakukan guna meningkat kan daya dukung tanah agar tanah memiliki karakteristik tanah sebagai daya dukung konstruksi diatasnya.dengan memiliki sifat teknis sesuai dengan disain konstruksi yang direncanakan. Manajemen air permukaan dan air dalam dilakukan guna mencegat aliran air bebas dan menurunkan duga air.

Metode Drainase.
  1. Drainase dangkal dilakukan pada sekitar area bangunan dengan membuat parit dengan kedalaman tertentu agar air dapat mengalir dan tertampung.
  2. Metode vertival sand drain, cara  pemancangan Mandrel mempercepat konsolidasi air pada lapisan Lumpur yang memiliki ketinggian/ dalam.
  3. Metode bor, cara pengeboran tanah pada lapisan Lumpur kedap air dan dilakukan pemompaan air keluar, dan diganti dengan material penganti yang dapat membantu stabilitas tanah Lumpur.
  4. Metode fabrics reinforcement, melapisi tanah lempung dengan lapisan massif yang berfungsi sebagai landasan konstruksi, dan melakukan pengekangan pada lapisan Lumpur.
Bilamana diperlukan untuk membangun diatas lapisan yang lunak, diperlukan perhatian hal-hal sebagai berikut:
  1. Daya dukung Tanah (bearing capasity)
  2. Penurunan tanah (setlement)
  3. Jenis dan karakteristik Tanah.
Pelaksanaan pembuatan drainase pada lokasi dimana air muka tanah tinggi, maka beberapa hal  yang perlu diperhatikan:
  1. Pembuatan drainase harus dibuat lebih rendah dari levelnya  air tanah tinggi dilokasi bangunan/pekerjaan
  2. Jika pelaksanaan pekerjaan tanah mengalami rembesan air tanah , maka diperlukan sistem drainase dalam dengan bantuan pompo hisap yang dipasang pada titik neutral lokasi pekerjaan. khususunya jenis lempung sangat mudah sekali mengalami perubahan bentuk jika kadar airnya kurang akan menjadi retak–retak dan terurai.
  3. Sistem pembuangan drainase direncanakan sesuai dengan  jumlah air tanah yang mengenang pada lokasi pekerjaan.

Gambar: Pembuatan saluran pada keliling bangunan untuk enurunkan muka air tanah dan menjaga air tanah tidak mengenang pada lokasi bangunan sehingga stuktur tanah antar butiran masih dalam kondisi stabil

Bilamana  menghadapi pekerjaan pada tanah yang mudah mengalami longsor, maka karakteristik teknis dari tanah perlu diupayakan sebagai berikut:
  1. Perbaikan karakteristik butiran, untuk menghindari deformasi dan pengurangan tekanan tanah. melalui perbaikan pengikatan butiran untuk meningkatkan kohesif antara butiran dalam mendapatkan kerapatan tanah,  cara yang dilakukan melalui pembuatan drainase dan pemadatan tanah, mengubah gradasi butiran tanah, dan menambah bahan stabilitasi pada tanah asal
  2. Perbaikan kemampatan tanah untuk memperpendek waktu penurunan tanah karena konsolidasi dan menghindari penurunan residual melalui  meningkatkan kekokohan kerangkah butir atau dengan mengusahakan pengurangan voluume pori supaya deformasi tanah tetap, cara menekan deformasi oleh konsolidasi tanah kohesif dilaksanakan lebih dahulu dengan beban yang cukup besar, sedangkan memperkuat kekokohan butir dengan cara injeksi mekanis kedalam tanah denganbahan pengikat/stabilitasi, diharapkan dapat memperkuat ikatan antar butir dan membuat air dalam pori menjadi beku,
  3. Pengurangan permeabilitas untuk menghindari kebocoran rembesan  yang dapat memperpendek waktu penurunan oleh konsolidasi dilakukan dengan cara memperpendek jarak drainase dengan memasnglapisan permeabilitas buatan, penambahan injeksi bahan stabilitas guna menutup rembesan air atau memantapkan kekedapan air
  4. Perbaikan karakteristik untuk mengurangi vibrasi dan menghindari liguefaction sewaktu perubahan badan tanah sebagai konstruksi.
Beberapa kriteria pelaksanaan yang harus dilakukan dalam meningkatkan jenis tanah sebagai pondasi sebagai beikut:
  1. Setelah pemeriksaan  dan kondisi sebenarnya di lapangan dan spesifikasi dalam gambar yang disyaratkan, maka harus dibuatkan bagan pelaksanaan perbaikan yang memenuhi kwalitas bahan, Proses  jalannya pelaksanaan, dan hasil kerja .
  2. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan secara hati hati (jenis alat bantu kerja  termasuk alat mekanis dilakukan sesuai prosedur dan tahapan pelaksanaan/ bagan kerja.
  3. Pengawasan pekerjaaan dititik beratkan pada pengontrolan stabilitas dan penurunan dan dilakukan pencatatan guna  mengevaluasi apakah diperlukan perubahan bagan kerja .
  4. Perlu  dilakukan tindakan darurat terhadap suatu kemungkinan keruntuhan tanah yang memiliki lereng kritis dan membahayakan konstruksi diatas pondasi, melalui penahan lereng.
Bilamana pekerjaan pembuatan lereng trap dengan bahan masif sebagai resapan drainase:
  1. Mengurangi luncurnya timbunan  tanah dengan air yang masih labil ke bagian bawah karena air permukaan dan faktor lingkungan ( rambatan getaran roda kendaraan, geser tanah yang rendah)
  2. Membantu proses konsolidasi timbunan tanah dan memperkuat posisi kelerengan talud tanah.

Gambar:  Perbaikan lereng tanah dengan bantuan grid-grid penahan longsoran tanah  yang memiliki geser rendah, dilakukan melalui pemasangan grid membentuk berjenjang dan bertrap/tangga lereng

Bilamana karakteristik material tanah sudah cukup baik, maka pelaksanaan stabilitas tanah hanya dengan mengendalikan/merubah ketinggian  air tanah atau dengan pengilasan atau perbaikan gradasi tanah.
  1. Tanah dasar basah dan berair dengan memperbaiki sistem drainase /terbuka, tertutup  berupasaluran dangkal , pipa beton berpori untuk mengeluarkan air dari pori tanah.
  2. Membuat parit kemudian ditimbun dengan batu pecah atau koral alami yang berfungsi sebagai filter yang akan menurunkan muka air untuk dialirkan ketempat terendah.
  3. Mengunakan lembaran berpori (Fin drain) dipasangkan pada lobang saluran yang digali kemudian diisikan material tunggal berdiameter hampir sama sebagai filter.
  4. Pada tanah lempung basah, pengeringan dilakukan dengan kapur tohor (kalsium oksida), kapur akan merubah konsistensi lempung dengan partikel yang cenderung mengumpal sehingga kelekaatn berkurang dan geser bertambah. volume kapur tohor 2-5 % dari tanah basah.
Bilamana karakteristik material tanah lumpur dalam, maka pelaksanaan dengan mengendalikan/merubah ketinggian  air tanah atau sand drain.
Pekerjaan ini dilakukan pada kedalaman lempung sampai 30 meter, maka dilakukan melalui.
  1. Penentuan area/lajur/badan posisi bangunan dan space yang diperlukan berdasarkan patok pengukuran. Penentuan titik posisi tabung baja.
  2. Pemancangan mandrel mengunakan tabung baja kosong dengan dasar bersendi dipancangkan pada kedalaman sesuai rencana kerja.
  3. Tabung diisikan pasir, kemudian dicabut perlahan –lahan dan tekan pada permukaan pasir akan mengalir dan membentuk lapisan kolom vertical pada lempung melalui tabung bawah dan mengisi lubang.
  4. Pekerjaan dilakukan dengan jarak yang ditentukan sesuai dengan kerakteristik tanah lempung dan muka air.
Bilamana  air tanah rendah dan tanah lapir permukaan cukup baik maka Pekerjaan Alas dasar berupa lapisan Pasir.
Pekerjaan dilakukan dengan menghamparkan pasis diatas lapisan tanah lunak  secara bertahap dan merata setebal 50-1.20 meter, tujuan dari metode ini adalah:
  1. Sebagai drainase air permukaan pada proses konsolidasi lapisan tanah yangcukup baik.
  2. Mempercepat proses merembesan air permukaan ke saluran drainase.
  3. Bahan  pasir yang baik mempunyai fraksi kurang dari 3 % yang lolos ayakan 74 u.

Cara pekerjaan:
  1. Menyediakan peralatan mekanis dan peralatan mobile yang dapat membatu proses pelaksanaan pekerjaan.(grider, sovel, traktor, dumptruk).
  2. Persiapkan patok sebagai batas penimbunan hamparan padsir sesuai dalam rencana gambar bestek.
  3. Pasir dihamparkan dan diratakan dengan mesin grider dan dikuti mesin perata untuk mengatur ketinggian muka rencana timbunan.
  4. Pemadatan dilakukan dengan mesin wales sesua dengan tonase dan sifat tanah lunak.
  5. Pekerjaan dilakukan berulang hingga memperoleh ketinggian hamparan pasir sesuai dengan rencana.
  6. Mengatur kadar air selama proses pelaksanaan melalui penyiraman dan pemadatan.


Gambar: Perbaikan tanah dengan mengunakan bahan pasir yang dihamparkan secara bertahap pada permukaan badan jalan.ketinggian urugan sesuai dalam bestek/ pedoman  pekerjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar