Senin, 20 Januari 2014

Erosi dan Sedimentasi

Erosi
Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yanng berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerus batuan di sekitar seperti yang terjadi pada Grand Canyon di Amerika. Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.


Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh ulah
manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi.Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut.
Erosi mempunyai dampak yang kebanyakan merugikan, karena terjadi kerusakan lingkungan hidup. Menurut penelitian bahwa 15% permukaan bumi mengalami erosi. Kebanyakan disebabkan oleh erosi air kemudian oleh angin.Jika erosi terjadi di tanah pertanian maka tanah tersebut berangsur-angsur akan menjadi tidak subur, karena lapisan tanah yang subur makin menipis, dan jika terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai akan berubah.Dampak lain dari erosi adalah sedimen dan polutan tanah pertanian yang terbawa air akan menumpuk di suatu tempat. hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk, kerusakan ekosistem di danau, pencemaran air minum.
Di depan telah dijaelaskan bahwa erosi dapat disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Berikut ini secara khusus akan dibahas lebih lanjut mengenai erosi yang disebabkan oleh air. Erosi yang disebabkan oleh air dapat berupa:
  1. Erosi lempeng (sheet erotion), yaitu butir –butir tanah diangkut lewat permukaan atastanah oleh selapis tipis limpasan permukaan, yang dihasilkan oleh intensitas hujan yang merupakan kelebihan dari daya infiltrasi.
  2. Pembentukan polongan (gully), yaitu erosi lempeng terpusat pada polongan tersebut. Kecepatan airnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kecepatan limpasan permukaan tersebut di atas. Polongan tersebut cenderung menjadi lebih dalam, yang menyebabkan terjadinya longsoran-longsoran. Polongan tersebut tumbuh ke arah hulu. Ini dinamakan erosi ke arah belakang (backward erosion).
  3. Longsoran massa tanah yang terletak di atas batuan keras atau lapisan tanah liat, longsoran ini terjadi setelah adanya curah hujan yang panjang, yang lapisan tanahnya menjadi jenuh oleh air tanah.
  4. Erosi tebing sungai, terutama yang terjadi pada saat banjir, yaitu tebing tersebut mengalami penggerusan air yang dapat menyebabkan longsornya tebing-tebing pada belokan-belokan sungai. 
Erosi lempeng pada tanah tergantung kepada sifat-sifat curah hujan yang jatuh, tahanan yang diberikan oleh tanah terhadap pukulan butir-butir air hujan dan juga tergantung kepada gerakan lapisan tipis air di atas permukaan tanah sebagai limpasan permukaan.

Erosivitas merupakan sifat hujan ; hujan dengan intensitas rendah jarang menyebabkan erosi, tetapi hujan yang lebat dengan periode yang pendek atau panjang dapat menybabkan adanya limpasan permukaan yang besar dan kehilangan tanah. Sifat curah hujan yang mempengaruhi erosivitas dipandang sebagai energi kinetik butir-butir air hujan yang menumbuk permukaan tanah.
Sifat-sifat curah hujan yang mempengaruhi erosivitas adalah besarnya butir-butir hujan, dan kecepatan tumbukannya. Jika dikalikan akan diperoleh,

M = m . v
E = 1/2  m v²

 Dengan :         
M  = momentum
m = massa butir air hujan
v   = kecepatan butir air hujan, yang diambil biasanya kecepatan pada saat             
               terjadi tumbukan, atau dinamakan kecepatan terminal
       E   = energi kinetik

Erodibilitas merupakan ketidaksanggupan tanah untuk menahan tumbukan butir-butir air hujan. Tanah yang tererosi cepat pada saat ditumbuk oleh butir-butir air hujan mempunyai erodibilitas yang tinggi. Erodibilitas dapat diamati hanya kalau terjadi erosi. Erodibilitas berbagai macam tanah hanya dapat diukur dan dibandingkan jika disebabkan oleh hujan.
Tanah yang mempunyai erodibilitas tinggi akan tererosi lebih cepat dibandingkan dengan tanah yang mempunyai erodibilitas rendah, dengan intensitas hujan yang sama. Juga tanah yang mudah dipisahkan (dispersive) akan tererosi lebih cepat daripada tanah yang terikat (flocculated). Jadi sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga mempengaruhi besarnya erodibilitas, erodibilitas juga dipengaruhi oleh kemiringan permukaan tanah dan kecepatan penggerusan (scour velocity).
Kecepatan penggeseran (scour velocity), adalah kecepatan air yang akan menggerakkan tanah pada saat terjadi aliran lempeng (sheet flow atau rill flow) yang bergerak di atas tanah tersebut (biasanya disebut overland flow). Kecepatan tersebut tergantung kepada lereng permukaan, besarnya curah hujan yang tidak dapat berinfiltrasi dan kekasaran permukaan tanah.

Sedimentasi
Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan, melayangnya (suspensi) atau mengendapnya material fragmental oleh air. Sedimentasi merupakan akibat adanya erosi, dan member banyak dampak yaitu:
  1. Di sungai, pengendapan sedimen didasar sungai yang menyebabkan naiknya dasar sungai, kemudian menyebabkan tingginya permukaan air sehingga dapat mengakibatkan banjir yang menimpa lahan-lahan yang tidak dilindungi (unprotecd land). Hal tersebut diatas dapat pula menyebabkan aliran mongering dan mencari alur baru.
  2. Di saluran, jika saluran irigasi atau saluran pelayaran dialiri oleh air yang penuh sedimen akan terjadi pengendapan sedimen di dasar saluran. Sudah barang tentu akan diperlukan biaya yang cukup besar untuk pengerukan sedimen tersebut. Pada keadaan tertentu pengerukan sedimen menyebabkan terhentinya operasi saluran.
  3. Di waduk-waduk, pengendapan sedimentasi di waduk-waduk akan mengurangi volume efektifnya. Sebagian besar jumlah sedimen yang dialirkan oleh waduk adalah sedimen yang dialirkan oleh sungai-sungai yang mengalir kedalam waduk; hanya sebagian kecil saja yang erasal dari longsoran tebing-tebing waduk atau yang berasal dari gerusan tebing-tebing waduk oleh limpasan permukaan. Distribusi yang kasar akan diendapkan dibagian hulu waduk, sedangkan yang halus diendapkan didekat bendungan. Jadi sebagian besar sedimen akan diendapkan dibagian volume aktif waduk, dan sebagian dapat dibilas kebawah, jika terjadi banjir pada saat permukaan air waduk masih rendah.
  4. Di bendungan atau pintu-pintu air, yang menyebabkan kesulitan dalam mengoperasikan pintu-pintu tersebut. Juga Karen pembentukan pulau-pulau pasir (sand bars) desebelah hulu bendungan atau pintu air akan mengganggu aliran air yang mealui bendungan atau pintu air. Disisi lain akan terjadi bahaya penggerusan terhadap bagian hilir bangunan, jika beban sedimen disungai tersebut berkurang karena pengendapan dibagian hulu bendungan, maka aliran dapat mengangkut material alas sungai.
  5. Di daerah sepanjang sungai, sebagaimana telah diraikan diatas banjir akan lebih sering terjadi didaerah yang tidak dilindungi. Daerah yang dilindungi oleh tanggul akan aman, selama tanggulnya selalu dipertinggi sesuai dengan kenaikan dasar sungai dan permukaan airnya akan mempengaruhi drainase daerah sekitarnya. Lama kelamaan drainase dengan grafitasi tidak dimungkinkan lagi. 
Sejumlah bahan erosi yang dapat menjalani lintas dari sumbernya hingga mencapai titik kontrol secara penuh dinamakan hasil sedimen (sedimen yield). hasil sedimen tersebut dinyatakan dalam suatu berat (ton) atau satuan volume (mpk atau arcre-feet) dan sudah barang tentu merupakan fungsi luas daerah pengalianya. Pembandingan data hasil sedimen, pada umumnya didasarkan atas hasil per satuan luas daerah pengaliran yang dinamakan laju produksi sedimen (sediment production rate) yang dinyatakan dalam ton/ha, ton/km2 atau acre-feet/si.milt. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar