Rabu, 02 Juli 2014

Persimpangan Jalan

Persimpangan jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Olehnya itu persimpangan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan khususnya di daerah - daerah perkotaan.
Persimpangan merupakan tempat sumber konflik lalu lintas yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadi konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya ataupun antara kendaraan dengan pejalan kaki. Oleh karena itu merupakan aspek penting didalam pengendalian lalu
lintas. Masalah utama yang saling kait mengkait pada persimpangan adalah: 
  1. Volume dan kapasitas, yang secara lansung mempengaruhi hambatan.
  2. Desain geometrik dan kebebasan pandang
  3. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan
  4. Parkir, akses dan pembangunan umum
  5. Pejalan kaki
  6. Jarak antar simpang

Kinerja lalu lintas perkotaan dapat dinilai dengan menggunakan parameter lalu lintas berikut (Tamin, 2000)
  1. Untuk ruas jalan dapat berupa NVK, Kecepatan dan kepadatan
  2. Untuk persimpangan dapat berupa tundaan dan kapasitas sisa
  3. Data kecelakaan lalu luntas dapat juga perlu dipertimbangkan


Tabel 1. Nilai NVK pada berbagai kondisi






Menurut Jinca (2001)  Pemecahan persoalan lalu lintas yang bersumber dari ketidak seimbangan antara Kapasitas (C) dan Volume (V) dapat ditempuh antara lain dengan menambah Kapasitas (C) dan atau mengurangi volume (V).

Jenis-Jenis Persimpangan
Secara garis besarnya persimpangan terbagi dalam 2 bagian:
  1. Persimpangan sebidang
  2. Persimpangan tak sebidang

Persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana berbagai jalan atau ujung jalan masuk persimpangan mengarahkan lalu lintas masuk kejalan yang dapat belawanan dengan lalu lintas lainnya.
Pada persimpangan sebidang menurut jenis fasilitas pengatur lalu lintasnya dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian:
  1. Simpang bersinyal (signalised intersection) adalah persimpangan jalan yang pergerakan atau arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur oleh lampu sinyal untuk melewati persimpangan secara bergilir.
  2. Simpang tak bersinyal (unsignalised intersection) adalah pertemuan jalan yang tidak menggunakan sinyal pada pengaturannya.

Gambar 1. Berbagai jenis persimpangan jalan sebidang



















Sedangkan persimpangan tak sebidang, sebaiknya yaitu memisah-misahkan lalu lintas pada jalur yang berbeda sedemikian rupa sehingga persimpangan jalur dari kendaraan-kendaraan hanya terjadi pada tempat dimana kendaraan-kendaraan memisah dari atau bergabung menjadi satu lajur gerak yang sama. (contoh jalan layang), karena kebutuhan untuk menyediakan gerakan membelok tanpa berpotongan, maka dibutuhkan tikungan yang besar dan sulit serta biayanya yang mahal. Pertemuan jalan tidak sebidang juga membutuhkan daerah yang  luas serta penempatan dan tata letaknya sangat dipengaruhi oleh topografi. Adapun contoh simpang susun disajikan secara visual pada gambar berikut.  

Gambar 2.  Beberapa contoh simpang susun jalan bebas hambatan.


















Pergerakan arus lalu lintas pada persimpangan juga membentuk suatu manuver yang menyebabkan sering terjadi konflik dan tabrakan kendaraan. Pada dasarnya manuver dari kendaraan  dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu:

Gambar 3. Jenis-jenis dasar pergerakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar