Selasa, 15 Juli 2014

Perencanaan Pengendalian/Pengaturan Arus Lalu Lintas Di Persimpangan

Operasi pada setiap persimpangan selalu menjadi faktor penting didalam menentukan kinerja (performance) dan kapasitas keseluruhan jaringan jalan. Untuk itu masalah pengendalian arus lalu lintas dipersimpangan menjadi amat vital. Suatu solusi yang baik akan dapat memperbaiki kinerja jaringan jalan secara keseluruhan.
Setiap persimpangan memiliki karakteristik yang unik, misalnya dalam bentuk fisik, tingkat arus kenderaan, gerakan belok kenderaan, serta gerakan pejalan kaki, hal ini akan menimbulkan semakin kompleksnya masalah pengendalian persimpangan. Oleh karenanya pada daerah persimpangan perlu diupayakan suatu pengatuaran dan
pengendalian yang baik dimana tujuannya adalah sbb:
  1. Meminimalkan jumlah titik-titik konflik yang mungkin ada sehingga mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan.
  2. Optimasi operasional persimpangan sehingga kapasitas persimpangan dapat tetap terjaga sesuai dengan yang direncanakan.
  3. Kemudahan memahami bagi pelaku lalu lintas yang menggunakan persimpangan terhadap pengaturan arus dipersimpangan. Untuk itu petunjuk atas rambu harus jelas, pasti dan sederhana.


Jenis-Jenis Pengendalian
Menurut jenis pengendaliannya, persimpangan sebidang dibedakan atas :
  1. Persimpangan tanpa sinyal (lampu lalu lintas)
  2. Persimpangan dengan sinyal (lampu lalu lintas)
  3. Persimpangan tanpa sinyal

Persimpangan tanpa sinyal (lampu lalu lintas)
Walaupun penggunaan lampu lalu lintas adalah merupakan alat pengontrol pengendalian lalu lintas yang terbaik dipersimpangan, tetapi adakalanya dengan faktor pertimbangan lain hal ini tidak digunakan, Seperti halnya penggunaan lampu lalu lintas, prinsip perencanaan sarna yaitu menghilangkan atau mengurangi sebanyak mungkin titik titik konflik pada persimpangan tersebut.
Persimpangan tanpa sinyal ini masih dapat dibagi lagi atas:
  1. Persimpangan tanpa pengendali (Uncontrolled Intersection)
  2. Persimpangan dengan pengendali ruang (Space Sharin Intersection)
  3. Persimpangan dengan sistem prioritas (Priority Intersection)

Persimpangan tanpa pengendali (Uncontrolled Intersection)
Pada persimpangan jenis ini, jalan-jalan yang berpotongan memiliki tingkatan fungsi yang sejajar dan volumenya cukup rendah. Dengan demikian tidak diperlukan bentuk pengendalian maupun disain ulang selain general priority yang berlaku.
Pada umumnya karakteristik kinerja persimpangan ini ditentukan oleh tingkat kedatangan ( Arrival Rates) dan sifat indifidu pengemudi. Syarat yang paling sederhana adalah bagaimana suatu aliran kenderaan mencari gap pada arus kenderaan yang berpotongan. Jika arus kenderaan cukup rendah akan didapat jarak yang memadai untuk menghindari konflik. Apabila konflik terjadi, prioritas hak untuk lewat diberikan kepada salah satu arus menurut perjanjian yang umum yaitu lalu lintas yang datang dari jalur kiri. Tundaan ( delay) yang terjadi pada persimpangan tergantung pada pola fisik persimpangan yang mempengaruhi jarak pandang pengemudi, dan juga kondisi arus pada tiap lengan persimpangan. Apabila arus pada salah satu lengan lebih besar dibandingkan dengan lengan lainnya sudah tentu arus tersebut akan lebih agresif dan cenderung untuk menguasai operasi persimpangan. Dengan adanya fenomena umum bahwa volume lalu lintas mempunyai kecenderungan untuk meningkat dari tahun ketahun dengan pertumbuhan yang bersifat normal (linear, eksponensial), Generated traffic (lalu lintas bangkitan) serta development traffic, sementara persimpangan tetap tanpa pengendali hal ini akan memberikan kontribusi terhadap gangguan operasi persimpangan, khususnya pada kaki jalan minor yang artinya tundaan total akan meningkat.

Persimpangan dengan Pengendali Ruang
Persimpangan jenis ini dapat diterapkan dengan penambahan suatu konstruksi pada persimpangan. Bentuk fisiknya dapat berupa marka jalan dan pulau pulau lalu lintas. Dengan pengaturan ini arah pergerakan lalu lintas dapat dipertegas sehingga kenderaan dapat dengan mudah dan aman memasuki persimpangan menurut lajur masing-masing.

Persimpangan dengan Prioritas
Persimpangan dengan sistem prioritas dapat diterapkan dengan memberikan prioritas pada lengan-lengan tertentu dari persimpangan seperti dalam gambar berikut:


Adapun prinsip-prinsip yang digunakan didalam pengendalian persimpangan dengan sistem prioritas adalah sbb :

  1. Arus kenderaan dari jalan dengan kelas fungsi yang lebih tinggi (jalan Major ) akan mendapat prioritas untuk melintas lebih dahulu.
  2. Prioritas harus terbagi dengan baik sehingga setiap kenderaan mempunyai kesempatan yang sarna untuk melintas.
  3. Aturan - aturan yang berkaitan dengan prioritas harus dapat dipahami dengan jelas oleh semua pengemudi.
  4. Pemberian prioritas harus terorganisir dengan baik sehingga jumlah titik - titik konflik dapat diusahakan seminimal mungkin.
  5. Keputusan - keputusan yang harus diambil oleh pengemudi harus sesederhana mungkin.
  6. Jumlah hambatan total terhadap lalu lintas harus diupayakan sekecil mungkin.

Aspek yang terpenting dari kinerja persimpangan ini adalah pengaruh arus lalu lintas dari jalan minor. Kenderaan dari jalan, minor secara normal datang pada suatu tanda stop atou mengalah sebelum memasuki persimpangan, lalu harus menunggu suatu jarak antara kenderaan yang layak dari arus jalan mayor.
Tundaan yang dialami kenderaan pada jalan minor secara langsung dihubungkan dengan ukuran waktu antara kenderaan yang akan melewaati arus jalan major.
Tundaan yang dialami kenderaan pada jalan minor secara langsung dihubungkan dengan ukuran waktu antara kenderaan yang kan melewati arus jalan major. Waktu yang antara dapat diterima dihubungkan dengan volume lalu lintas jalan major. Apabila volume bertambah, tundaan dan antrian pada jalan minor akan semakin besar.

Simpang dengan Lampu Lalu Lintas
Pada simpang dengan lampu lalu lintas (Traffic Light) dilakukan pengaturan lampu lalu lintas sebagai fungsi dari waktu dengan membagi pergerakan dalam beberapa fase dengan menggunakan lampu lalu lintas akan efektif jika arus pergerakan yang membelok kecil dan jumlah fase kecil. Penggunaan lampu lalu lintas pada simpang biasanya lebih ekonomis dalam hal pemakaian ruang yang dibutuhkan dibandingkan dengan penggunaan bundaran untuk suatu kapasitas simpang tertentu, selain itu menurut suatu studi dapat ditunjukkan bahwa sistim prioritas mengakibatkan tundaan rata-rata dari seluruh pergerakan yang lebih besar dibandingkan pengendalian simpang dengan sistim lampu lalu lintas untuk suatu volume kenderaan tertentu yang cukup besar.
Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh sistim pengendalian simpang dengan lampu lalu lintas ini adalah meningkatnya tundaan dan biaya operasi kenderaan pada suatu kondisi jalan tidak macet. Pada kondisi seperti ini lampu lalu lintas akan mengakibatkan kerugian seperti tundaan dan biaya operasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan keuntungannya dalam memecahkan masalah konflik pada simpang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar