Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah salah satu proyek besar pembuatan jembatan yang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Proyek ini dicetuskan pada tahun 1960 dan sekarang akan merupakan bagian dari proyek Asian Highway Network (Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway). Dana proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda direncanakan berasal dari pembiayaan konsorsium diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp 215 triliun rupiah yang akan dipimpin oleh perusahaan PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM). Menurut rencana panjang JSS ini mencapai panjang keseluruhan 31 km dengan lebar 60 m, masing-masing sisi mempunyai 3 jajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api akan mempunyai ketinggian maksimum 70 m dari permukaan air laut. JSS telah diluncurkan dalam soft launching pada tahun 2007 dan akan dimulai pembangunannya pada tahun 2014 dan diperkirakan dapat mulai dioperasikan pada tahun 2020.
Rencana Jembatan Selat Sunda (JSS)
Proyek Jembatan Selat Sunda kira-kira mempunyai bobot permasalahan yang mirip dengan proyek
Jembatan Selat Messina di Itali, yang bentangnya adalah 3,3 km, sedangkan Jembatan Selat Sunda adalah sekitar 440 m, jadi tipe jembatan cable-stayed seperti yang digunakan pada Jembatan Suramadu tidak dapat digunakan. Jadi harus dipilih tipe jembatan gantung. Saat ini jembatan gantung paling panjang yang telah dibangun adalah di Jepang, yaitu Jembatan Akashi Kaikyo panjangnya sekitar 1991 m. Jadi Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan gantung terpanjang di dunia. Jembatan Selat Sunda selevel dengan Jembatan Selat Messina di Itali. Di bawah ini adalah gambar Jembatan Selat Messina di Itali, Jembatan Golden Gate di USA, dan Jembatan Selat Sunda (JSS) di Indonesia.
Jembatan Selat Messina (Itali) dan Jembatan Golden Gate (USA)
Jembatan Selat Sunda (Indonesia)
Pengujian Struktur Jembatan Selat Sunda
Sebelum pembangunan Jembatan Selat Sunda, tentunya sangat dibutuhkan pengujian struktur dan material yang digunakan untuk mengetahui kekuatan serta ketahanan material yang digunakan dalam pembangunan jembatan tersebut. Pengujian struktur dan material tersebut meliputi pengujian:
- Material dan investigasi tanah dan angin
- Beton, baja, kabel, pemboran dasar laut
- Terowongan angin
- Pengujian selama pelaksanaan
- Lendutan teoritis vs aktual
- Segmen akhir tengah bentang
- Fondasi Caisson terbuka vs tanah dasar
- Pengujian setelah selesai
- Uji beban dan uji getar vs nilai teoritis
- Laju korosi dan kekencangan baut
Dalam hal ini pengujian seperti material beton dan baja dapat dilakukan dengan concrete testing gauge. Concrete = beton dan Gauge = pengukuran atau alat uji maka concrete testing gauge adalah alat uji untuk mengukur beton, baik kekuatan, keretakan, maupun lokasi material di dalam beton.
Uji getar pun dibutuhkan dalam pengujian struktur jembatan Selat Sunda tersebut. Pengujian getaran tersebut dapat dilakukan dengan vibration meter untuk mengetahui nilai getaran serta untuk menghindari kesalahan – kesalahan dalam pengujian struktur jembatan.
Tentunya pengujian beton dan pengujian getaran seperti ini sangat diperlukan agar ketahanan dari jembatan tersebut tahan lama dan tidak mudah roboh seperti jembatan lainnya. Karena pembangunan jembatan ini sangat diperlukan untuk penghubung dua pulau sehingga pembangunan ekonomi Indonesia dapat berkembang secara cepat
Rute Jembatan Selat Sunda
Rute Jembatan Selat Sunda adalah sebagai berikut:
- Pulau Jawa - Pulau Ular sepanjang 3 km merupakan jalan layang (viaduct)
- Pulau Ular - Pulau Sangiang sepanjang 8 km akan merupakan jembatan gantung (suspension bridge)
- Pulau Sangiang sepanjang 5 km merupakan jalan raya darat dan rel kereta api
- Pulau Sangiang - Pulau Panjurit sepanjang 8 km aka merupakan jembatan gantung (suspension bridge)
- Pulau Panjurit sepanjang 7,6 km merupakan jalan raya darat dan rel kereta api
- Pulau Panjurit - Pulau Sumatera sepanjang 3 km merupakan jalan layang (viaduct)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar