Cara ini umumnya dilakukan dengan bantuan alat vibrocompaction yang dapat berupa tiang (pancang) berujung terbuka atu tertutup. Tiang tersebut dimasukkan ke dalam tanah dengan digetar. Pada sebagian cara ini, tanah dipadatkan dengn menusuk-nusukan tiang pancangyang bergeratr dalam tanah (tanpa tambahan material pengisi) dan sebagian lagi dengan menambah material pengisi (pasir atau kerikil).
Adapun pada prinsipnya cara vibrocompaction ini dapat dibedakan menjadi beberapa cara berikut.
Sistem Tiang Bergetar (vibrating probe)
Sistem ini mula-mula dikembangkan di USA berupa bentuk tiang pancang tertentu (diameter 0,76 m) yang dipancang ke dalam tanah dengan bantuan alat faster Vibrodriver dan pile hummer (penumbuk getar). Bentuk tiang pancang pada umumnya adalah pipa baja berujung terbuka. Biasanya alat tersebut dioperasikan pada frekuensi getar 15 HZ dan amplitudo arah vertikal antara 10-25 mm. Bentuk lainnya ialah bentuk-bentuk vibro rod (batang getar) dikembangkan oleh Saito di Jepang. Pada bentuk vibro rod ini digunakan pipa baja berujung tertutup.
Pada prinsipnya kedua cara ini dioperasikan dengan memasukkan pipa bergetar (penggerakan pipa arah vertikal) ke dalam tanah sampai pipa mencapai kedalaman penetrasi yang diinginkan. Kemudian pipa ditarik ke atas sambil tetap digetarkan. Cara ini dilakukan berulang kali (tekan dengan digetar kemudian ditarik dengan getar) pada titik-titik berjarak 0,1 samapi 1,0 m diseluruh area yang dipadatkan samapi kepadatan tanah mencapai harga yang diinginkan.
Sistem Vibroflotation
Sisitem ini dikembangka mulanya di Jerman 50 tahun yang lalu. Alat vibroflotation pada umumnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu alat vibrator, pipa memanjang (extension tube), dan mobil derek/crane pemikul.
Perbedaan sistem ini dengan sistem vibrating probe ialah bahwa pada vibroflotation pergetaran bekerja akibat perputaran pada proses alat vibrator yang tidak centris sehingga menghasilkan gaya sentrifugal pada arah horizontal dan menyibak tanah kesamping dan menghasilkan lubang pada tanah. Akibat getaran centrifugal dan berat sendiri dari vibrator, alat ini dapat dengan cepat untuk kedalam tanah. Penggetaran menyibak tanah kesamping itu juga dapat dilakukan dengan bantuan air yang dipompa ke alat vibratordengan tekanan (water jet). Pada saat penarikan ke atas, lubang yang ditimbulkan oleh sistem ini diisi dengan pasir atau kerikil, sambil tetap digetarkan untuk memadatkan bahan pengisi tersebut. Untuk detailnya, cara ini dapat dibaca pada Brown dan juga Bell.
Sistem Vibro Compozer
Sistem ini mula-mula dikembangkan di jepang oleh Murayama. Prinsipnya ialah sebuah pipa casingdipancangkan ke dalam tanah dengan digetar (melalui alat vibraor diujung atas pipa). Kemudian pasir dimasukkan kedalam pipa casing dengan bantuan tekanan udara. Pasir tersebut kemudian dipadatkan dengan cara menarik turunkan pipa casing (sambil dicabut) berkali-kali sehingga terbentuk tiang pasir padat dengan diameter yang lebih besar dari pada pipa casing tersebut. Selama pemadatan, tanah pasir pengisi tetap dalam keadaan mendapat tekanan udara.
Sistem Soil Vibrotory Stabilization
Sistem ini juga dikenal sebagai sistem Toyomenka (dikembangkan oleh PT Toyomenka di Jepang) merupakan kombinasi antara vertikal vibration akibat vibratory drivin hummer (penumbuk getar arah vertikal) dan sistem krikil (pada waktu pencabutan alat ke atas), tetapi water jet tidak digunakan sama sekali.
Sistem vibrocompaction yang diuraikan diatas dapat memadatkan tanah sampai kedalaman 20 meter, tetapi umumnya sistem ini tidak banyak digunakan untuk kedalaman > 30 meter. Sistem vibroflotation, vibro comprezor dan SVS juga dapat digunakan pada tanah lempung yang lunak. Tetapi tujuannya terutama ialah untuk pemasangan sand coloum atau stone coloum pada tanah asli. Jadi yang dituju bukan perubahan kepadatan tanah asli tetapi instansi sand/stone coloum (kolom-kolom pasir dan krikil) tersebut. Bila kepadatan tanah asli ingin diubah dengan pengetaran, cara vibocompaction ini lebih relatif untuk tanah-tanah dominan pasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar