Hubungan Kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang berdemensi dua maupun dalam satu ruang berdemensi tiga
Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
- Sambungan kayu ke arah memanjang.
- Sambungan kayu ke arah melebar.
- Sambungan kayu ke arah menyudut
Sambungan Kayu Memanjang adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua batang atau lebih balok kayu atau papan kayu untuk memenuhi panjang tertentu yang dibutuhkan
Sambungan kayu ke arah memanjang ada dua macam yaitu memanjang ke arah mendatar, dan ke arah tegak.
Sambungan melebar adalah sambungan papan untuk dinding, lantai maupun untuk keperluan yang lain.
Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja maupun dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut. Oleh sebab itu dalam melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut.
Untuk memenuhi syarat kekokohan sambungan dan hubungan kayu maka sambungan dan hubungan kayu harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan dalam.
- Harus memperhatikan sifat-sifat kayu terutama sifat menyusut, mengembang dan menarik.
- Bentuk sambungan dari hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja.
Gaya Tarik
Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus saling mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan bibir miring berkait.
Gaya Desak (Tekan)
Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu diusahakan agar permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat. Misalnya memakai sambungan lurus tekan.
Gaya Lintang dan Momen
Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan menyebabkan sambungan akan saling bergeser sedang momen akan menyebabkan suatu lenturan. Maka dalam hal ni sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai sambungan pengunci.
Gaya Puntir
Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang kayu harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang untuk hubungan sudut.
Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya: kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor akan mterjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
- Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh terlalu k encang (Jw. sesak) karen akalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau pecah.
- Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang bidang sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan pelapukan.
- Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan kontrol dan perbaikan.
Sambungan Kayu Tipe Bibir Lurus
Jenis sambungan bibir lurus ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu pada arah memanjang, biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi bangunan.
Sambungan Kayu Tipe Takikan Lurus Mulut Ikan
Tipe sambungan takikan lurus mulut ikan ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang.
Sambungan Kayu Tipe Bibir Miring
Tipe sambungan bibir miring ini biasanya digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang.
Sambungan Kayu Tipe Bibir Lurus Berkait
Tipe sambungan bibir lurus berkait ini biasanya digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar