Selasa, 18 November 2014

Engineering Judgment

Engineering Judgment
Dalam menjalankan hidup ini, melakukan langkah pertama itu selalu sulit. Namun tanpa langkah awal, tidak akan ada kata sukses.
Dengan kita memilih atau menempuh jenjang karir sebagai seorang Insinyur, kita sudah melakukan sebuah langkah yang besar atau langkah pertama untuk menuju kesuksesan yang tidak hanya menjadi seorang tenaga ahli di bidang teknik sipil, tetapi juga seorang pemimpin dibidangnya.
“Tanpa Engineering tidak akan nada kemajuan!!!”
Dalam dunia Teknik Sipil, kita akan terus mempelajari pengetahuan dan keahlian
yang sangat diperlukan dalam pengembangan karis saudara ke jenjang yang lebih baik.
Tetapi tidak ada ilmu yang lengkap. Ada dua hal yang penting lain yang saudara
perlukan.
  1. Seberapa jauh kita dapat membangun karir dengan sukses?
  2. Apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang individu, dalam keadaan yang penuh persaingan, agar pada akhirnya dapat terpilih sebagai pimpinan dari sekelompok Insinyur?
Semua bergantung kepada usaha kita, bahkan di dalam system yang sangat ketat sekalipun tanpa usaha maka kegagalanlah hasilnya.
Dua hal yang terpenting dalam karir kita:
  1. Tanggung jawab pada profesi dan masyarakat → ETHICS
  2. Pertimbangan rekayasa → Engineering Judgment
Seorang pemimpin harus mempunyai ETIKA!!! Mengapa begitu?
Karena seorang pemimpin jika tanpa etika akan berakibat:
  1. Kepandaian hanya akan merusak.
  2. Akan hanya mementingkan diri sendiri.
  3. Tidak akan peduli pada lingkungan.
  4. Tolok ukur hanya berupa materi belaka.
  5. Untung, untung, dan untuk saja yang aka nada di pikirannya.
Apa itu ETIKA (ETHICS)? Kata ETHICS itu punya makna yang dalam yang
bisa dikupas dari huruf-huruf awal kata ETHICS itu sendiri.
  1. E = Excellence → Seorang pemimpin harus memberikan kemampuan terbaiknya.
  2. T = Trust → Pemimpin harus mencerminkan kepercayaan dan layak dipercaya.
  3. H = Honesty → Pemimpin harus jujur terhadap profesi, diri sendiri, bawahan, dan masyarakatnya.
  4. I = Integrity → Menjunjung tinggi integritas pribadi dan profesinya dengan berlaku tegas dan tegar terutama dalam menegakkan kejjuran dan kepercayaan masyarakat di antaranya: menolak sogokan dan sikap korupsi dan segala bentuk KKN.
  5. C = Caring → Bersikap perduli, bekerja dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat luas dan lingkungan.
  6. S = Selflessness → Tidak bersikap egois, tidak mengedepankan kepentingan pribadi. Artinya: tidak hanya bekerja demi kepentingan pelanggan, kelompok dan dirinya pribadi.
  7. Terakhir ditambah dengan satu huruf “C” lagi yaitu Courage artinya pemimpin harus mempunyai keberanian dalam bertindak dan menjunjung tinggi ETHICS. Termasuk berani menentang kehendak orang-orangnya sendiri yang bertentangan dengan kebenaran dan kepentingan masyarakat banyak walau dengan resiko tidak disukai.
Mulai dengan mempertajam kemampuan “Pertimbanagn Rekayasa” (Engineering Judgment) agar dapat memperoleh karir yang lebih baik. Contoh: pada saat bekerja pilihan pekerjaan yang dapat memberikan pengalaman yang beragam dan beharga,
bukan semata-mata atas kriteria uang yang diperoleh.
Tugas utama seorang sarjana teknik: Kembangkan Engineering Judgment.
Praktek rekayasa yang berhasil sangat tergantung kepada kemampuan Engineering Judgment yang sangat baik, tetapi sedikit yang akan setuju dengan pengertian kata “Judgment = pertimbangan” itu sendiri.
Bagi seorang teknik, pengertian “pertimbangan” sering kali muncul sebagai “bumbu” yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan rekayasa, merupakan sesuatu hal yang baru dapat mereka peroleh kemudian di dalam karirnya bersamaan yang tak dapat diterangkan secara haraflah serta dari pengalaman teman sekerja mereka.
Bagi seorang teoritikus rekayasa (yang bekerja di belakang meja), Engineering Judgment dikonotasikan sebagai “suatu pelarian yang canggih” dari para insinyur praktisi sebagai pengganti prosedur analitis yang rumit.
Bagi sebagian praktisi, Engineering Judgment merupakan istilah keren yang digunakan untuk pekerjaan menebak daripada pengumpulan fakta secara bersusahpayah dan untuk berpikir secara rasional.
Semua hal di atas merupakan persepsi yang salah. Kenyataanya: Engineering Judgment itu memang ada dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam Engineering. Alasannya:
  1. Beberapa masalah belum dapat dipecahkan dengan analisa matematis.
  2. Dan masalah-masalah yang dapat dianalisa secara matematis hanya bisa dipecahkan secara baik jika dan hanya jika masukan-masukan yang diberikan masuk akal, sebab hasil analisa bahkan dari computer elektronik sekalipun selalu perlu dikaji ulang, diterima atau ditolak berdasarkan masuk akal tidaknya hasil tersebut.
Engineering Judgment = Nalar pertimbangan yang baik dan dapat dilatih.
Caranya:
Pertama, lakukan semua tugas yang diterima dengan sepenuh hati. Bahkan pada tugas-tugas yang non teknik sekalipun selalu ada pelajaran yang dapat kita petik, sekalipun dengan hanya mengamati bagaimana cara atasan saudara menghadapi masalah. Di dalam perekayasaan hubungan dengan orang lain adalah sama pentingnya dengan berkutat dengan hokum-hukum teknik. Kita dapat mengamati
perilaku dan cara kerja bawahan, kolega, ataupun atasan kita, baik yang mengarah kepada kinerja yang baik ataupun buruk.
Kedua, latih otak untuk mencatat apa yang saudara lihat. Sebagian orang mampu mengingat hal-hal yang penting begitu terlibat dalam sesuatu pekerjaan. Sedangkan yang lain, begitu kembali dari perjalanan inspeksi menyadari bahwa mereka bahkan tidak sanggup mengingatkan faktor-faktor yang
penting sekalipun. Salah satu cara yang paling efektif untuk menambah kemampuan pengamatan dan kesanggupan membeda-bedakan hal-hal yang penting dan yang tidak penting adalah dengan selalu mencatat hal-hal yang saudara lakukan di dalam sebuah buku notes. Maksudnya adalah agar konsentrasi yang kita perlukan di dalam pengamatan tidak tersita untuk mengingat banyak hal.
Apa yang kita lihat, tidak selalu tercatat dalam pikiran kita. Meskipun kita bisa mengingat, tetapi yang kita ingat tidak bisa secara detail. Jadi mulailah latihan mengingat secara detail apa yang kita lihat. Contoh: Pandanglah gedung, catat dan ingat-ingat dalam otak kita, pulang lalu cobalah gambarkan apa yang kita lihat. Kembali ke tempat tadi, bandingkan gambar anda dengan kenyataan.
Latihan semacam ini akan sangat mempertajam kemampuan saudara di dalam mencatat detai-detail penting dan mengingatnya. Kita akan segera dapat memproyeksikan pandangan kita secara keseluruhan dan menentukan bagian-bagian penting mana yang telah berjalan secara baik dan teratur serta bagian mana yang membutuhkan perhatian khusus. Saat ini dengan kamera digital sudah sangat murah. Jangan terlalu pelit mengeluarkan uang untuk membeli kamera, memfoto detai-detail proyek dan mencoba menganalisa dan menggambarkannya kembali. Jangan selalu berkata “ perusahaan yang
harus keluar biaya”, itu merupakan ucapan yang menghambat pengembangan diri.
Ketiga, latih kesadaran dalam mengevaluasi ukuran benda-benda. Artinya: belajar berpikir secara kuantitatif. Contoh: Jika seseorang mengatakan pada kita bahwa sebuah bendungan telah dibangun
sampai dengan ketinggian 700m, apakah saudara menemukan hal yang tidak masuk akal? Itu lebih kurang dua kali lebih tinggi dari bangunan dam yang pernah ada. Hanya dengan latihan mencoba untuk membayangkan angka-angka, jumlah, dimensi, jarak, sanggup memberikan kita naluri terhadap perbandingan yang sangat berharga untuk mempertajam Judgment kita, yang pada gilirannya memberikan kemampuan dalam menilai pekerjaan orang lain dan dalam menemukan kesalahankesalahan yang serius.
Keempat, banyak membaca. Kita harus sering membaca literatur, makalah, jurnal-jurnal terkait bidang kita, dan ilmu penunjang lain. Kita membaca tidak hanya artikel-artikel tetapi juga iklaniklan.
Di dalam iklan kita akan menemukan banyak hal-hal terbaru.
Kelima, mempelajari hal-hal/proyek-proyek/pengalaman-pengalaman yang terdahulu.
Contoh:
Apa penyebab Jembatan Tenggarong runtuh?










Gedung Burj Khalifa, apa pondasinya?



















Kenapa menara pisa miring?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar