Minggu, 10 Agustus 2014

Perencanaan Perkerasan Kaku

Banyak metode yang digunakan pada perencanaan perkerasan kaku, antara lain Technical Note No.48 hal 1 – CCAA ; Metode PCA (Portland Cement Association-USA). Metode PCA ini banyak diacu oleh beberapa negara lain di luar Amerika.
Metode PCA memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah tidak memerlukan assessment yang berkaitan dengan iklim seperti kondisi beku yang tidak ditemui di Indonesia, serta tidak memerlukan parameter serviceability sehingga relatif lebih mudah.

Gambar Posisi Sambungan Perkerasan Kaku

Untuk dapat memenuhi fungsi perkerasan dalam memikul beban, maka perkerasan harus:
  1. Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar sampai batas-batas yang masih mampu dipikul tanah dasar tersebut tanpa menimbulkan perbedaan lendutan/penurunan yang dapat merusak perkerasan itu sendiri.
  2. Direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi pengaruh kembang susut dan penurunan kekuatan tanah dasar serta pengaruh cuaca dan kondisi lingkungan.
Perkerasan kaku merupakan struktur yang terdiri dari pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan dan terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan pengaspalan sebagai lapis aus (nonstruktural).
Dalam perencanaan perkerasan kaku ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
  1. Peranan perkerasan kaku dan intensitas lalu lintas yang akan dilayani.
  2. Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan roda, beban sumbu, ukuran dan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, jumlah jalur dan arah lalu lintas.
  3. Umur rencana perkerasan kaku ditentukan atas dasar pertimbanganpertimbangan peranan perkerasan, pola lalu lintas dan nilai ekonomi perkerasan serta faktor pengembangan wilayah.
  4. Kapasitas perkerasan yang direncanakan harus dipandang sebagai pembatasan.
  5. Daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan pelat perkerasan.
  6. Lapis pondasi bawah meskipun bukan merupakan bagian utama dalam menahan beban, tetapi merupakan bagian yang tidak bisa diabaikan dengan fungsi sebagai berikut: (a) mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar, (b) mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan pada tepi-tepi pelat, (c) memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat, dan (d) sebagai perkerasan jalan kerja selama pelaksanaan
  7. Kekuatan lentur beton (flexural strength) merupakan pencerminan kekuatan yang paling cocok untuk perencanaan karena tegangan kritis dalam perkerasan beton terjadi akibat melenturnya perkerasan beton tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar