Cara Penuangan (Pengecoran) Beton
Cara penuangan (pengecoran) beton
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan beton dengan mutu yang
diinginkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain:
- Beton yang dituang
harus sesuai dengan kelecakan (workability)
yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan
butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang
mengakibatkan kekuatan beton berkurang.
- Harus diperhatikan
kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus
dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial setting time).
- Beton yang telah
mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan
lain tidak boleh digunakan lagi.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi
segregasi adalah:
- Beton yang dicor harus
pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh penuangan adukan
maksimum 1,5 m.
- Untuk pengecoran kolom
dan dinding penuangan dilakukan melalui pipa penghantar (tremie) sampai di bawah kolom. Bila penuangan dilakukan dari atas
dengan ketinggian penuangan mencapai 3 – 4 m, beton yang dituang akan menumbuk
tulangan dan bagian dasar, menyebabkan agregat kasar terlempar keluar dari
adukan sehingga terjadi segregasi.
- Hindari menuang dalam
tumpukan yang besar atau miring, karena bahaya pemisahan.
- Pada kolom setiap
lapisan sebaiknya tidak lebih dari 45 cm. Bila lebih tebal dari itu, maka udara
lebih terjebak dan dapat keluar, biarkan
memakai penggetar.
- Tiap
lapisan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum dituangi lagi lapisan baru.
Hindari terbentuknya “sambungan dingin” (cold
joint).
- Tuangkan campuran beton
secepat mungkin sesuai kapasitas peralatan . kecepatan menuangkan dan
memadatkan harus seimbang, untuk kolom beton yang ekspose, maka kecepatan
menuangkan harus lebih 2 m/jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar