Pengertian
Rigid Pavement
Rigid pavement
atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton
sebagai bahan utama perkerasn tersebut, merupakan salah satu jenis perkerasan
jalan yang digunakn selain dari perkerasan lentur (asphalt). Perkerasan ini
umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat
dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar
provinsi, jembatan layang (fly over), jalan tol, maupun pada persimpangan
bersinyal.
Jalan-jalan
tersebut umumnya menggunakan beton sebagai bahan perkerasannya, namun untuk
meningkatkan kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi asphalt.
Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri disbanding perkerasan lentur (asphalt)
adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade. Perkerasan kaku
karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada daerah
yangg relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yangg menanggung
beban struktural. Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat dari material
yang kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik pada beton.
Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar.
Gambar Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan
Perkerasan Lentur
Pada konstruksi perkerasan kaku, perkerasan tidak dibuat menerus sepanjang jalan seperti halnya yang dilakukan pada perkerasan lentur. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pemuaian yang besar pada permukaan perkerasn sehingga dapat menyebabkan retaknya perkerasan, selain itu konstruksi seperti ini juga dilakukan untuk mencegah terjadinya retak menerus pada perkerasan jika terjadi keretakan pada suatu titik pada perkerasan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya
hal diatas adalah dengan cara membuat konstruksi segmen pada perkerasan kaku
dengan sistem joint untuk menghubungkan tiap segmennya. Plat beton yang kaku dan memiliki modulus
elastisitasyang tinggi, akan mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar
yang melingkupi daerah yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri. Hal ini berbeda dengan
perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi
bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan, dimana masing-masing lapisan memberikan
kontribusinya.
Yang
sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban lalu lintas
adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya
berpengaruh kecil terhadap kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku.Lapis
pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai
lantai kerja, dan untuk drainase dalam menghindari terjadinya
"pumping".
Pumping
adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran-butiran tanah dasar melalui
sambungan dan retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat gerakan
lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah
adanya air bebas yang terakumulasi di bawah plat beton. Pumping dapat
mengakibatkan terjadinya rongga di bawah plat beton sehingga menyebabkan
rusak/retaknya plat beton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar