Definisi masalah (Definition of
Problem)
Masalah
adalah perbedaan antara ekspektasi atau harapan dengan realitas atau keadaan
yang sebenarnya atau perbedaan antara das sain dengan das sollen.
Pada
dasarnya, masalah adalah:
- Sesuatu yang membutuhkan sebuah solusi (something that need a solution).
- Dapat menjadi positif atau negative (can be either positive or negative)
Problem Solving
Problem solving atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks diantara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah
didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju.
Perbedaan Problem Solving dengan Decision Making
Problem solving dan decision making adalah dua hal yang asngat penting dalam kehidupan. Problem solving melibatkan decision making, sementara decision making lebih banyak digunakan dalam bisnis dan kepemimpinan. Seringkali kita sukar membedakan antara problem solving dengan decision making. Dengan memandang dari sudut proses baik problem solving maupun decision making menggunakan langkahlangkah yang mirip. Namun dari segi hasil, Problem solving ialah pemikiran yang berujung kepada hasil solusi masalah dimana masalah tidak lain gap kinerja yang diinginkan dengan kenyataan. Berbeda dengan problem solving, decision making adalah pemikiran yang berujung pada choice.
Choice terjadi dan ada dalam proses problem solving. Saat kita menyelesaikan masalah maka setiap langkah yang ditempuh menggenggam erat aspek pengambilan keputusan. Contoh kasus ketika anda ingin melanjutkan studi setelah lulus SMA, berarti anda belum melanjutkan studi, anda kemudian dihadapkan pada tahap dimana anda harus membuat sebuah keputusan (decision making), masuk ke dalam sebuah Perguruan
Tinggi Negeri atau PTS, Unhas atau UNM, Kedokteran atau Hukum, namun membuat keputusan tidak cukup. Anda harus memecahkan masalah anda dengan masuk ke dalam sebuah perguruan tinggi.
“Dalam hidup kita pun banyak pilihan yang akan kita ambil. Keberhasilan merupakan suatu rangkaian pilihan tepat yang kita ambil saat kesempatan atau masalah datang. Hidup adalah segala hal mengenai pilihan. Pilihanmulah yang membuat hidupmu menjadi lebih hidup”.
Frekuensi Masalah (Frequencies)
- Chronic : ongoing and accepted problems
- Spasmodic : sudden change to normal process
- Level 0 : abnormality only effecting those directly related to the process and contained,
- Level 1 : abnormality that effects the processes ability to achieve Q, C and D,
- Level 2 : abnormality that effects the next process and may have an impact on the final customer
Prinsip Problem Solving
- Problem definition: Menemukan permalahannya, penyebutan problema yang singkat dan jelas akan semakin baik. Langkah pertama menekankan bahwa anda harus membahas permasalahan yang ditemui sekarang, semakin sederhana dan semakin jelas makin baik. Sebagai contoh, ketika anda menghadapi permasalahan hubungan antar manusia, bisa memetik keluar problemanya, seperti “Saya dikucilkan oleh teman sekelas tertentu”, inilah yang disebut penuturan singkat dan jelas, dengan begitu juga lebih mudah ditangani, tetapi jikalau anda menyatakan “Hubungan antar manusia saya tidak baik”, ini terlihat agak lebih kosong, kabur, bisa membuat langkah penyelesaian selanjutnya sulit dilaksanakan
- Identifi root cause: Menemukan akar permasalahan, apa yang menyebabkan anda terkucilkan? Adakah sifat anda yang membuat anda terkucilkan?
- Mencari berbagai metode penyelesaian yang memungkinkan: Apabila anda dikucilkan oleh sebagian teman sekelas, sedangkan anda ingin menyelesaikan problem ini, tentu saja bisa memikirkan berbagai cara penyelesaian. Misalnya saja, mengundang teman sekelas lainnya membantu anda tampil berkomunikasi, dengan proaktif memancarkan niat baik, mengajak guru berbicara dan tidak menghiraukan mereka dan lain-lain. Apabila anda berpikir dengan seksama, bisa saja memikirkan banyak cara penyelesaian.
- Pertimbangkan setiap cara penyelesaian pragmatis dan dampaknya: Ketika sesudah anda mengemukakan berbagai metode penyelesaian yang memungkinkan, harus satu persatu menganalisa sifat pragmatis dan dampak dari metode tersebut. Misalnya, jikalau anda ingin mencari teman sekelas lainnya untuk membantu anda berkomunikasi, adakah situasi yang bisa menimbulkan kekeliruan penyampaian? Bisakah pihak lain merasakan ketidak-tulusan anda? Apabila anda proaktif memancarkan kebajikan, bisakah pihak lain sama sekali tak menghiraukannya? Apabila mereka tidak bereaksi, maka anda harus bagaimana?
- Pilih salah satu metode penyelesaian: Ketika anda sesudah menganalisa berbagai kelebihan dan kekurangan metode-metode tertentu, sudah harus memilih sebuah cara penyelesaian untuk dilaksanakan.
- Langkah penyelesaian yang kongkret: Ketika sesudah anda telah memutuskan salah satu cara pelaksanaan, maka harus merencanakan langkah pelaksanaan dengan cermat. Kemungkinan anda di dalam proses penetapan perencanaan pelaksanaan melihat sebagian point kesulitan, waktu itu anda boleh menyelesaikannya sebelum kesulitan terjadi.
- Pelaksanaan metode penyelesaian tersebut
- Menilai proses penyelesaian problema secara keseluruhan: Pikirkan dengan seksama apakah masih ada yang perlu dirombak, dan tentukan tingkatan nilai 1 hingga 10, untuk melakukan penilaian terhadap tingkatan yang dicapai diri sendiri.
- Menilai efektifitas pelaksanaan diri: Jikalau rencana telah dilaksanakan dengan sukses, yang bersangkutan bisa berubah menjadi lebih percaya diri, juga rela menerjuni cara penyelesaian perenungan permasalahan yang lebih banyak. Meski rencana dan pelaksanaan telah gagal, yang bersangkutan bisa mempelajari hikmah dari dalam proses introspeksinya.
Tipe-Tipe Problem Solving (Different Type Of Problem Solving)
- Preventative: This looks at putting in place solution prior to abnormalities occurring. Best identified during the design stage prior to transfer to manufacturing using advanced quality tools
- Pro-active: This looks at the current standard and by analyzing data using the 7 quality control tools seek to make kaizen improvements.
- Reactive: This looks at the abnormalities that have occurred and by gathering and analyzing data using some of the 7 quality control tools aims to provide a customer protection and countermeasure.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar