Selasa, 18 November 2014

Berpikir Kritis dan Kreatif

Pengertian Kreatif
Dalam KBBI, kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude,dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya, ada banyak pengertian Kreatifitas, misalnya ada yang mengartikan Kreatifitas sebagai upaya melakukan aktivitas baru dan mengagumkan. Di lain pihak, ada yang menganggap bahwa Kreatifitas adalah menciptakan inovasi baru yang mencengangkan.
Kreatifitas dapat di kembangkan. Dalam perkembangan pemikiran kreatif terkadang jika kita salah mendidik seseorang, itu malah membuat seseorang tidak kreatif, seperti misalnya mendidik dengan cara menekan seseorang. Sangat disayangkan bahwa sumberdaya mental kita terbuang dengan cara seperti itu. Bakat kreatif harus di cari, di kembangkan, dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin,
meskipun sebenarnya sulit untuk mengukur potensi individu untuk melakukan kreatif. Setiap orang mempunyai beberapa kapasitas untuk menjadi seorang inovatif dan kreatif. Namun biasanya orang yang inovatif dan kreatif merupakan komuditas langka. Biasanya seseorang seperti itu adalah seseorang yang memiliki sikap mental yang bagus.

Bagaimana Berpikir Kreatif?


Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannnya masing-masing, dan kecenderungan dari tiap-tiap insan tersebut, berupaya dengan keras untuk menutupi kekurangannya dengan kelebihan yang dimiliki, sehingga dengan bekal potensi yang dimiliki tersebut, setiap manusia berusaha untuk menunjukkan eksistensinya.
Sesuatu yang cukup nampak, dengan perangai yang “halus” adalah akal pikiran manusia, sebagai lokomotif untuk menunjukkan jalan atau arah hidup yang akan digeluti, sehingga disebut dengan profesi.
Secara definitif beberpa tokoh mendefinisikan orang yang berpikir kreatif, seperti dibawah ini:
Menurut J.C. Coleman dan C.L. Hammen (1974), berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam konsep, pengertian, penemuan, karya seni.
D.W. Mckinnon (1962) menyatakan, selain menghasilkan sesuatu yang baru, seseorang baru bisa dikatakan berpikir secara kreatif apabila memenuhi dua persyaratan:
Pertama, sesuatu yang dihasilkannya harus dapat memecahkan persoalan secara realistis. Misalnya, untuk mengatasi kemacetan di ibu kota, bisa saja seorang walikota mempunyai gagasan untuk membangun jalan raya di bawah tanah. Memang, itu baru, tapi untuk ukuran Indonesia membuat jalan raya di bawah tanah tidak realistis. Dalam kasus ini sang walikota belum dikatakan kreatif. Kedua, hasil pemikirannya harus merupakan upaya mempertahankan suatu pengertian atau pengetahuan yang murni. Dengan kata lain, pemikirannya harus murni berasal dari pengetahuan atau
pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau tiruan. Misalnya, seorang perancang busana mampu menciptakan yang unik memesona. Perancang itu dapat disebut kreatif asalkan rancangan itu memang benar-benar ide dan karyanya, bukan mencuri gagasan orang lain.
Dari ulasan J.C. Colemen, C. L. Hammen (1974) dan DW Mckinnon (1962), bahwa orang yang berpikir kreatif, selalu berpikir tentang sesuatu yang baru, sesuatu yang tiada untuk menjadi ada, dengan cara menghasilkn dari ide-ide brilian yang diupayakan untuk diterjemahkan kedalam bentuk realitas.
Tiga alasan mengapa orang termotivasi untuk berpikir kreatif:
  1. Rangsangan terhadap kebutuhan baru, variasi kebutuhan, dan kebutuhan kompleks
  2. Kebutuhan untuk mengkomunikasikan ide-ide dan nilai-nilai
  3. Kebutuhan untuk memecahkan masalah
Ciri orang yang berpikir kreatif:
  1. Orang yang berpikir kreatif memiliki banyak energi dan aktif, tetapi mereka juga sering terlihat tenang dan seperti beristirahat.
  2. Orang yang berpikir kreatif cenderung pintar, namun juga naif pada saat yang sama.
  3. Orang yang berpikir kreatif memiliki kombinasi antara bermain dan disiplin, atau tanggung jawab dan tidak bertanggung jawab.
  4. Orang yang berpikir kreatif berpikir bergantian antara imajinasi, fantasi dan realitas.
  5. Orang yang berpikir kreatif berlabuh dalam pemikiran yang berlawanan antara keterbukaan dan ketertutupan.
  6. Orang yang berpikir kreatif juga luar biasa rendah hati dan berbangga diri pada saat yang sama.
  7. Orang yang berpikir kreatif sampai batas tertentu menghindari stereotipe terhadap gender tertentu dan memiliki kecenderungan berpikir androgini (laki-laki dan perempuan).
  8. Orang yang berpikir kreatif, umumnya, dianggap memberontak dan independen.
  9. Orang yang berpikir kreatif, umumnya, bersemangat tentang pekerjaan mereka, namun mereka bisa sangat obyektif terhadap pekerjaan tersebut.
  10. Keterbukaan dan sensitivitas dari orang yang berpikir kreatif sering mengekspos diri mereka terhadap rasa sakit dan juga kenikmatan.

Lima Elemen Tentang Kreatifitas
J. P. meneliti tentang dasar munculnya kreatifitas. Penelitian dimulai sejak PD II. Diidenifikasikan beberapa elemen kunci dari kreatifitas:
  1. kelancaran,
  2. sifat fleksibel,
  3. keaslian,
  4. kesadaran dan
  5. gerakan.
Beberapa elemen diatas telah menghilangkan misteri munculnya kreatifitas dan membuat kita bisa menumbuhkan kreatifitas kita. Kelancaran biasanya dikaitkan dengan bagaimana cara kita menjelaskan ide-ide ang ada. Kelancaran sangat diperlukan untuk memastikan bahwa alternatif di masa depan bisa ditemukan. Kefleksibelan adalah kemampuan untuk mematahkan konsep yang lazim ke dalam bentuk baru. Orang kreatif akan memiliki pemikiran yang tidak biasa, dan dating secara tiba-tiba. Imajinasi dimulai dengan kesadaran serta seara alami berasal dari individu itu sendiri. Individu dalam suatu gerakan harus bisa menentukan motovasinya. Dengan adanya motivasi tantangan seperti apapun akan dihadapi oleh individu tersebut.

Cara Meningkatkan Kreatifitas
Disini ada beberapa teknik utuk meningkatkan Kreatifitas, lima teknik yang akan dijelaskan disini yaitu berfikir lateral, berkiasan dan analogi, penandaan, analis tambahan, analis bentk, dan penggunaan kata acak yang akan menemukan ide baru.
  1. Berfikir lateral: Berfikir lateral yaitu cara berfikir dengan mengganti pola yang lama dengan pola yang baru sebagai sebuah altenatif baru dan atau meningkatkan kreatifitas. Berfikir lateral mendorong penuh semua kemampuan kita. Untuk menjadi kreatif, kita tidak harus memahami prinsip-prinsip berfikir lateral tapi meneliti teknik yang menggunakan prinsip ini.
  2. Berkiasan dan analogi: Berkiasan dan analogi merupakan subuah cara membandingkan/mengibaratkan suatu hal dengan hal lain. Bermetafora dan analogi terbaik adalah melibatkan sesuatu hal yang sering dilakukan tanpa harus berfikir apa yang akan dilakukan selanjutnya. Orang kretiflah yang bisa berkiasan dan analogi secara baik. Hal ini benar-benar bisa meningkatkan kreatifitas.
  3. Penandaan: Penandaan ini artinya setiap penemuan suatu ide baru akan selalu ditandai. Penandaan ini sangat simple, namun sangat penting bagi orang kreatif. Dari dari penandaan itu Dia akan menyeleksi atau menyempurnakan dan ataupun menggabungkan. Sehingga terciptalah suatu alternatif baru di masa depan.
  4. Morphologi Analisis: Analisis morphologial dimaksudkan kita untuk meninggalkan pola terbentuk sebelumnya. Melalui itu, kita dipaksa untuk mengembangkan kemungkinan bahwa kita mungkin sebaliknya mengabaikan atau menolak dan untuk mempertimbangkan cara-cara untuk menerapkan kemungkinan bahwa kita mungkin cenderung untuk menghilangkannya.
  5. Acak Kata: Acak kata atau random words merupakan salah satu teknik berpikir kreatif yang sering muncul ketika individu berada pada keadaan under pressure. Ketika dia terpojok, maka semua kata yang dia tahu akan muncul kemudian dari sanalah ditemukan kata-kata yang cocok dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Dan dari kata-kata tersebut, tesusunlah menjadi sebuah gagasan.

Kreatifitas Kelompok
Kreatifitas dalam kelompok juga perlu dikembangkan. Yakni misalnya dengan brainstrorming dan crawford slip writing. Brainstrorming yakni mengungkapkan pendapat, menjelaskan mengenai apa yang kita pikirkan tentang sesuatu kepada orang lain. Sementara crawford slip writing, maksudnya adalah menuliskan ide kreatif untuk memecahkan suatu masalah atau menulis solusi pemecahan masalah.

Hambatan Kreatifitas
Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat anda simak di sini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa diantaranya dapat kita temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya Kreatifitas anda.

Hambatan 1: Rasa Takut
"Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat?" "Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan. " Yah, rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan `post-it' notes?

Hambatan 2: Rasa Puas
"Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah nyaman." "Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?" Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.

Hambatan 3: Rutinitas Tinggi
"Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habishabisnya". Apakah kalimat ini pernah anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi anda untuk memanfaatkan kemampuan anda untuk berpikir kreatif. Mungkin anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan' anda akan Kreatifitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan anda (siapa tahu anda bertemu
dengan orang-orang yang bisa mendukung anda ke jenjang sukses). Tahukah anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?

Hambatan 4: Kemalasan Mental
"Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar". "Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagi pula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya". Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru. Tahukah anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah Kreatifitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya?

Hambatan 5: Birokrasi
"Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?" Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.

Hambatan 6: Terpaku pada masalah
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi
bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu Kreatifitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan Kreatifitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.

Hambatan 7: "Stereotyping"
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional,
misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita. Kreatifitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan Kreatifitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan Kreatifitas mereka. Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan Kreatifitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil tindakan untuk mengasah kembali Kreatifitas Anda. Kreatifitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah Anda untuk membuat Kreatifitas Anda agar semakin
berkilau?

Cara untuk Memperkuat Kreatifitas
  1. Melonggarkan control: Seseorang yang terbiasa dengan supervisi dan kontrol yang ketat akan kehilangan spontanitas dan kepercayaan diri yang sangat penting dalam semangat kreatif.
  2. Menginspirasi kesungguhan: Semua energi kreatif di dunia tidak akan berguna bila produknya tidak dilihat sampai selesai. Tunjukkan penghargaan terhadap usaha yang dilakukan seseorang. Tekan impuls untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab orang lain.
  3. Menoleransi “offbeat”: Tunjukkan pada anggota tim bahwa mendapatkan jawaban yang “benar” dari sebuah masalah tidak selalu kritikal – bahwa yang terpenting adalah pendekatan yang novel, inovatif, dan unik.
  4. Menyediakan atmosfer kreatif: Materi kreatif harus tersedia untuk digunakan. Beberapa peralatan dasar seperti buku, catatan, materi gambar, dan lain-lain.
  5. Perencanaan dan pemecahan masalah: Mendorong pemecahan masalah yang kreatif dengan berbagai cara. Mengajak anggota tim untuk melihat alternatif, mengevaluasi alternatif, dan kemudian menentukan bagaiman cara melaksanakan alternatif tersebut dengan sukses.
  6. Menawarkan – tetapi tidak menekan: Tahan godaan untuk melakukan aktivitas yang terorganisasi berlebihan dalam rangka menumbuhkan Kreatifitas. Berikan waktu sendiri kepada tiap individu untuk mengembangkan Kreatifitas yang ada dalam diri kita.

SCAMPER
SCAMPER adalah sebuah checklist/daftar periksa yang membantu anda untuk berpikir mengenai perubahan yang dapat anda lakukan pada draft materi untuk menciptakan sesuatu yang baru, lebih kreatif. anda dapat menggunakan perubahanperubahan ini sebagai saran langsung ataupun sebagai titik awal. Dengan Scamper, proses pertama adalah mendefinisikan masalah, kemudian kita mencari solusinya dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan komponen-komponen Scamper tadi. Penjelasannya sebagai berikut:
  1. Substitute atau mengganti salah satu bagian dari ide sebelumnya dengan sesuatu yang baru. Apakah ada proses, keahlian , fitur atau materi, yang bisa digantikan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan kita?
  2. Combination atau mengkombinasikan sebuah ide dengan ide lain. Apa yang terjadi jika anda mengkombinasikan sebuah proses, keahlian, fitur atau materi yang ada sekarang dengan yang lain? Apakah akan menjadi sesuatu yang lebih baik, atau lebih buruk? Apakah akan berpengaruh pada biaya, waktu pelaksanaan?
  3. Adopt atau mengadopsi atau meng-copy sebagian ide dari produk lain pada produk anda yang baru. Adakah metode dari industri lain yang bisa diterapkan di perusahaan anda? Apakah ada teknologi lain yang bisa dipakai di produk anda?
  4. Modify atau modifikasi atas ide sebelumnya, baik sebagian ataupun keseluruhan idenya. Apakah ada cara kerja yang bisa anda ubah? Apakah tampilannya, bentuknya?
  5. Put in some other use atau penggunaan dalam bentuk lain. Apakah produk kita bisa digunakan di tempat lain, dalam bentuk lain? Siapa lagi yang bisa menggunakan selain target utama kita?
  6. Eliminate atau menghilangkan sebagian dari ide kita sebelumnya. Apakah ada proses kerja yang bisa dihilangkan untuk lebih menyederhana alur kerja? Apakah ada fitur yang bisa dihilangkan?
  7. Reverse atau membalikkan proses atau ide sebelumnya. Adakah alur kerja yang bisa ditukar, apa dampaknya? Atau adakah fitur yang bekerja sebaliknya?Apa yang terjadi jika alur kerjanya anda tukar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar