Bangunan bendung merupakan bangunan
utama yang dibangun di sungai untuk memenuhi kebutuhan air irigasi. Jenis
bangunan yang dipilih harus disesuaikan dengan jumlah air yang ada di sungai
tersebut, daerah yang akan diairi, jenis tanaman yang dikembangkan, dan
sebagainya. Air yang diambil dari sungai harus dapat mengalir secara gravitasi
dan harus bias mengurangi kandungan sediment yang berlebihan serta memungkinkan
untuk mengukur air yang masuk jaringan irigasi. Mengingat tempat kedudukan
lahan yang akan diairi, dan kondisi sungai yang ada maka dapat dibuat beberapa
jenis bangunan utama, yaitu:
Bangunan Pengelak
Bangunan pengelak adalah bagian dari
bangunan utama yang dibangun di dalam air.Bangunan ini diperlukan untuk
memungkinkan dibelokkannya air sungai kejaringan irigasi, dengan jalan
menaikkan muka air di sungai atau dengan memperlebar pengambilan di dasar
sungai seperti pada tipe bendung saringanbawah (bottom rack weir). Bila bangunan tersebut juga akan dipakai untuk
mengatur elevasi air disungai, maka ada dua tipe yang dapat digunakan, yakni:
Bendung Pelimpah
Bendung pelimpah adalah bangunan
pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggimuka air minimum kepada
bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi.Bendung merupakan penghalang
selama terjadi banjir dan dapat menyebabkangenangan luas di daerah-daerah hulu
bendung tersebut.
Bendung Pelimpah
Bendung Gerak (Barrage)
Bendung gerak adalah bangunan berpintu
yang dibuka selama aliran besar; masalah yang ditimbulkannya
selama banjir kecil saja. Bendung gerak dapat mengatur mukaair di depan pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai dengan kebutuhanirigasi. Bendung gerak mempunyai kesulitan-kesulitan eksploitasi karena pintunya harus tetap dijaga dan dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun.
selama banjir kecil saja. Bendung gerak dapat mengatur mukaair di depan pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai dengan kebutuhanirigasi. Bendung gerak mempunyai kesulitan-kesulitan eksploitasi karena pintunya harus tetap dijaga dan dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun.
Bendung Gerak (Barrage)
Bendung Saringan Bawah
Bendung saringan bawah adalah tipe bangunan yang
dapat menyadap air dari sungai tanpa
terpengaruh oleh tinggi muka air. Tipe ini terdiri dari sebuah parit terbuka
yang terletak tegak lurus terhadap aliran sungai. Jeruji baja (saringan)
berfungsi untuk mencegah masuknya batu-batu bongkah ke dalam parit. Sebenarnya
bongkah dan batu-batu dihanyutkan ke bagian hilir sungai.
Bangunan ini digunakan di bagian/ruas atas sungai dimana sungai hanya mengangkut
bahan-bahan yang berukuran sangat besar.
Bendung Saringan Bawah
Untuk keperluan-keperluan irigasi,
bukanlah selalu merupakan keharusan untuk meninggikan muka air di sungai. Jika
muka air sungai cukup tinggi, dapat dipertimbangkan pembuatan pengambilan
bebas: bangunan yang dapat mengambilair dalam jumlah yang cukup banyak selama
waktu pemberian air irigasi, tanpa membutuhkan tinggi muka air tetap di sungai.
Dalam hal ini pompa dapat juga dipakai untuk menaikkan air sampai elevasi yang
diperlukan. Akan tetapi, karena biaya pengelolaannya tinggi, maka harga air
irigasi mungkin menjadi terlalu tinggi pula.
Bangunan Pengambilan
Pengambilan adalah suatu bangunan pada
bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air
dan sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke
Pengambilan, terletak di bagian sisi bendung, di tembok pangkal dan merupakan
satu kesatuan dengan pembangun pembilas, pengambilan dibagi menjadi:
Pengambilan Biasa
Pengambilan dengan pintu berlubang satu atau
lebih dan dilengkapi dengan pintu dinding banjir, dan perlengkapan lainnya.
Lebar satu pintu tidak lebih dari 2,5 m dan diletakkan di bagian udik. Pengaliran
melalui pintu bawah. Besarnya debit diatur melalui tinggi bukaan pintu.
Bangunan
Pengambilan Biasa
Pengambilan Gorong-Gorong
Pengambilan dengan pintu berlubang lebih
dari satu dengan lebar masing-masing kurang 2,5m dan diletakkan di bagian hilir
gorong-gorong. Pengoperasian pintu pengambilan dilakukan secara mekanis.
Bangunan
Pengambilan Gorong-Gorong
Pengambilan Frontal
Pengambilan diletakkan di tembok
pangkal, jauh dari bangunan pembilas/bendung. Arah aliran sungai dari udik
frontal terhadap mulut pengambilan sehingga tidak menyulitkan penyadapan
aliran. Tetapi angkutan sedimen relatif banyak masuk ke intake, yang
ditanggulangi dengan sand ejector dan
kantong sedimen.
Bangunan
Pengambilan Frontal
Dua Pengambilan Di Satu Sisi Bendung
Pintu pengambilan untuk sisi yang
diletakkan di pilar pembilas bending. Pengaliran ke sisi yang lain itu melalui
gorong-gorong di dalam tubuh bending. Jumlah gorong-gorong dapat dua buah. (Alfabeta, Desain Hidraulik Bendung Tetap
untuk Irigasi 2002)
Bangunan Pembilas
Bangunan pembilas adalah salah satu
perlengkapan pokok bendung yang terletak di dekat dan menjadi satu kesatuan
dengan intake. Berfungsi untuk menghindarkan angkutan muatan sedimen dasar dan
mengurangi angkutan muatan sedimen layang masuk ke Pengambilan. Bangunan
pembilas dirancang pada bendung yang dibangun di sungai dengan volume angkutan
muatan sedimen dasar relatif besar, yang dikhawatirkan mengganggu pengaliran ke
Pengambilan. Tinggi tekan yang cukup diperlukan untuk efektivitas pembilasan sehingga
penentuan elevasi mercu bendung perlu mempertimbangkan hal ini. Selain itu
perlu pula diusahakan pengaliran dengan sifat aliran sempurna melalui atas
pintu bilas.
Juga harus mempertimbangkan tidak akan
mengakibatkan penggerusan setempat hilir bangunan yang akan membahayakan
bangunan. Bangunan pembilas dibedakan menjadi:
- Bangunan pembilas konvensional terdiri satu dan dua lubang pintu, umumnya dibangun pada bendung-bendung kecil dengan batang sekitar 20 m.
- Bangunan pembilas dengan undersluice ditempatkan pada bentang di bagian sisi yang arahnya tegak lurus sumbu bending.
- Bangunan pembilas shunt undersluice digunakan pada bendung di sungai ruas hulu, untuk menghindarkan benturan batu dan benda padat lainnya terhadap bangunan.
Bangunan Pembilas
Pintu Saluran Pembilas
Denah dan Potongan Bangunan
Pembilas
Guna mencapai pembilasan yang sempurna
maka akhir bangunan pembilas yang masuk di sungai disarankan mempunyai beda
tinggi yang cukup. Bila terlalu curam (dalam) disarankan dilengkapi dengan
bangunan terjun dalam kolam olak serta got miring sepanjang saluran. Kecepatan
dalam saluran pembilas berkisar 1 – 1.5 m/dt dan besarnya debit pembilas adalah
: Qs = 1,2 Qn (Qn = debit rata-rata yang lewat kantong lumpur (m3/dt).
Guna mengetahui sejauh mana sedimen di kantong lumpur dapat dibilas dengan
sempurna, maka diperlukan perhitungan efisiensi pembilas. Efisiensi pembilas
tergantung dari besarnya gaya geser sedimen yang selalu mengendap.
Komponen bangunan pembilas terdiri dari
pintu pembilas, pilar penempatan pintu, tembok baya-baya, jembatan pelayan,
rumah pintu, sponeng pintu, sponeng cadangan, tembok pangkal, tangga, (Alfabeta, Desain Hidraulik Bendung Tetap untuk
Irigasi Teknis, 2002).
Pintu pembilas merupakan bagian dari
bendung, pada umumnya dipilih jenis sorong dari kayu dengan rangka baja, atau
plat besi dengan rangka baja. Dapat dibuat satu pintu atau dua pintu (pintu
atas dan pintu bawah). Fungsi pintu pembilas:
- Pintu bawah untuk pembilas sedimen yang terdapat di dalam, di udik, dan di sekitar underslice. Pengoperasian pintu dengan cara mengangkat pintu.
- Pintu atas untuk menghanyutkan benda-benda padat yang terapung di udik pintu. Pengoperasian pintu dengan cara menurunkan pintu.
Dalam mendesain pintu, faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan adalah beban yang bekerja pada pintu, alat
pengangkat (tenaga manusia atau mesin),sistem kedap air, bahan bangunan. Sedangkan
untuk ukuran pintu adalah:
- Untuk satu lubang/ruang pintu sorong yang dioperasikan dengan tenagamanusia, lebar maksimum 2,50m. Sedangkan ukuran untuk satu balok kayu pintu harus dihitung; biasanya berukuran 0,2 x 2,5 m.
- Untuk pintu yang dioperasikan dengan mesin dapat dibuat lebih lebar 2,5m tapi tidak lebih dari 5m. ketinggian mercu pintu pembilas ditentukan sama tinggi yang terakhir iniumumnya yang digunakan dan ketentuan ini untuk pembilas tanpa dinding banjir.
Lantai pembilas merupakan kantong tempat
mengendapnya bahan-bahan kasar didepan pembilas pengambilan. Sedimen yang
terkumpul dapat dibilas dengan jalanmembuka pintu pembilas secara berkala guna
menciptakan aliran terkonsentrasitepat di depan pengambilan. Pengalaman yang
diperoleh dari banyak bendung dan pembilas yang sudah dibangun, telah
menghasilkan beberapa pedoman menentukan lebar pembilas:
- Lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1/6 -1/10 dari lebar bersih bendung, untuk sungai-sungai yang lebarnya kuramg dari 100m
- Lebar pembilas sebaiknya diambil 60% dari lebar total pengambilan termasuk pilar-pilar
Kantong Lumpur
Kantong Lumpur adalah bangunan yang
berfungsi mengendapkan fraksi-fraksi sediment yang lebih besar dan fraksi halus
(<0.06-0.07 mm) agar tidak masuk jaringan dan biasanya ditempatkan disebelah
hilir bangunan pengambilan (intake).
Meskipun telah ada usaha
untukmerencanakan sebuah bangunan pengambilan dan pengelak sediment yang dapat
mencegah masuknya sediment ke dalam jaringan irigasi, namun masih ada
partikel-partikel halus yang masuk jaringan tersebut. Untuk mencegah agar
sediment ini idak mengendap di saluran irigasi, bagian awal dari saluran primer
persis di sebelah belakangnya direncanakan untuk berfungsi sebagai kantong lumpur.
Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat
ditangkap dalam kantong lumpur biasa dan harus diangkat melalui jaringan
saluran ke sawah-sawah. Bahan yang telah mengendap di kantong kemudian
dibersihkan secara berkala. Pembersihan biasanya dilakukan dengan menggunakan
aliran air yang deras untuk mengahanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke
sungai. Dalam hal-hal tertentu, pembersihan dilakukan dengan cara yang lain,
yaitu dengan jalan mengeruk.
Penerapan Lokasi Kantong Lumpur
Keadaan topografi tepi sungai maupun
kemiringan sungai akan mempengaruhi perencanaan kantong lumpur. Kemiringan
sungai harus cukup curam untuk menciptakan kehilangan energi yang diperlukan
untuk pembilasan disepanjang kantong lumpur. Kantong lumpur dan
bangunan-bangunan pelengkap bendung memerlukan banyak ruang, oleh karena itu
kemungkinan penempatannya harus ikut dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bangunan
utama. Apabila diperlukan dua bangunan pengambilan maka juga diperlukan dua
buah kantong lumpur. Bangunan kantong lumpur selalu dilengkapi pintu pembilas
yang diperlukan untuk menguras sediment bila kantong lumpur dalam keadaan
penuh.
Beberapa data yang digunakan perncanaan
kantong lumpur, yaitu:
- Data topografi untuk penempatan kantong lumpur
- Kemiringan yang memadai guna pekerjaan penggelontoran sediment di kantong lumpur
- Data sediment meliputi : Diameter sediment, volume sediment (diasumsikan sebesar 0.5 permil dari volume air yang mengalir dari kantong lumpur), serta kebutuhan air irigasi di pintu pengambilan (intake).
Bangunan Pengambilan Bebas
Untuk memenuhi kebutuhan air irigasi
dapat langsung diambil air sungai. System pengambilan air seperti ini disebut
pangambilan bebas. Pengambilan bebas dapat dilakukan apabila:
- Debit andalan memenuhi debit kebutuhan sekurang-kurangnya debit andalan 1.2 debit kebutuhan
- Elevasi muka air normal, saat sungai mengalirkan debit andalan cukup untuk mengalirkan air secara gravitasi ke lokasi lahan pertanian.
- Elevasi muka air yang diperlukan untuk irigasi (eksploitasi normal)
- Beda tinggi energi pada kantung Lumpur yang diperlukan untuk membilas sediment dari kantung
- Beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang diperlukan untuk membilas sediment dekat pintu pengambilan
- Beda tinggi energi yang diperlukan untuk meredam energi pada kolam olak.
- Elevasi sawah yang diairi
- Kedalaman genangan air sawah
- Kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier
- Kehilangan tinggi energi di saluran dan box tersier
- Variasi muka air untuk eksploitasi dijaringan primer
- Panjang dan kemiringan saluran primer
- Kehilangan tinggi pada bangunan-bangunan di jaringan primer sipon, pengatur, flume, dan sebagainya.
- Kehilangan tinggi energi di bangunan utama.
Dari uraian diatas maka bangunan
pengambilan bebas sangat langka dibangun, karena persyaratan untuk berfungsinya
bangunan tersebut dengan baik sangat sulit untuk dipenuhi. Persyaratan ini
adalah :
- Kebutuhan pengambilan lebih kecil dibandingkan dengan debit sungai andalan
- Keadalaman dan selisih energi yang cukup untuk penelakan pada aliran normal
- Bahan dasar yang kecil pada pengambilan dan sedikit bahan laying
Pengambilan dibuat ditempat yang tetap
sehingga dapat mengambil air dengan baik dan sedapat mungkin menghindari
mesuknya sediment kebangunan pengambilan perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Sedapat mungkin bangunan berada pada tikungan luar sungai
- Mengatur sudut masuk antara pengambilan dan sungai
- Penggunaan dan ketinggian ambang penahan sediment (skimming wall)
Umumnya pintu pengambilan digunakan
pintu sorong yang terbuat dari bahan kayu atau baja. Jika air didepan pintu
sangat dalam, maka eksploitasi (pengoperasian) pintu sorong relatif sulit.
Sehingga dapat digunakan pintu radial atau otomatis. (KP-02 hal 95)
Tinggi
muka air di bangunan pengambilan
Bangunan penganbilan di saluran primer
direncanakan dengan tinggi muka air lebih tinggi dari 0.10 m, dan muka air di
kantung Lumpur dalam keadaan penuh. Hal ini bertujuan untuk mencegah kehilangan
air pada bendung akibat gelombang.
Debit
rencana pengambilan
Besarnya debit rencana
penganbilan adalah :
Qrencana = 1.2 x
Qkebutuhan
Keterangan:
Qrencana
= Debit rencana dipintu pengambilan (m3/detik)
Qkebutuhan
= Debit kebutuhan irigasi (m3/detik)
Dimensi
bangunan pengambilan
Umumnya bangunan pengambilan merupakan
gabungan antara bangunan pintu dan ambang. Pintuyang sering
digunakan adalah
jenis pintu sorong. Terdapat 2 bentuk (tipe) pintu pengambilan yaitu pintu
tenggelam, dan
pintu tidak tenggelam.
Pintu tidak tenggelam
Rumus
:
Keterangan
:
Q = Debit (m3/detik)
l =
Koefisien debit
b =
Lebar bukaan pintu (m)
a =
Tinggi bukaan pintu (m)
g = Percepatan
gravitasi (m/det2)
z =
Kehilangan tinggi energi pada bukaan pintu (m)
Pintu tenggelam
Rumus:
Keterangan
:
Q = Debit (m3/detik)
K
= Faktor aliran tenggelam
l =
Koefisien debit
b =
Lebar bukaan pintu (m)
a
= Tinggi bukaan pintu (m)
g =
Percepatan gravitasi (m/det2)
z =
Kehilangan tinggi energi pada bukaan pintu (m)
Elevasi
ambang aliran pengambilan
Elevasi ambang bangunan pengambilan
direncanakan berdasarkan jenis sediment di sungai, yaitu:
1)
0,50 m jika sungai hanya mengangkut
lanau
2)
1,00 m jika sungai mengangkut lanau,
pasir, dan kerikil
3)
1.50 m jika sungai mengandung batu-batu
bongkah
Kriteria tersebut berlaku jika bangunan
pengambilan yang digabung dengan pintu pembilas terbuka, buka
pembilas bawah.
Bila dilengkapi (digabung) dengan pintu-pintu pembilas bawah maka ambang
pengambilan (p) direncanakan setinggi 0<p<20 cm di atas penutup saluran
pembilas bawah.
Bangunan Bendung
Bendung adalah bangunan yang berfungsi
untuk membelokkan arah aliran sungai dan meninggikan muka air
agar dapat
mencapai muka sawah tertinggi di dasar pengairan tersebut.
Karena sungai itu mempunyai sifat-sifat
yang berbeda dan kondisi tanahnya, maka bangunan bendung
dapat dibuat dengan
beberapa tipe. Hal-hal yang diperhatikan adalah tanggul untuk menjaga peluapan
sungai bila terjadi banjir. Jika miring medan besar, maka tanggul tidak perlu
panjang. Tetapi bila miring
medan kecil maka harus panjang, yang berakibat
memerlukan biaya yang mahal. Ada tiga tipe bendung,
yaitu:
1)
Bendung tetap
2)
Bendung bergerak
3)
Bendung dengan saringan
Ada tiga bagian bendung, yaitu:
1)
Bendung dengan kolam olak
2)
Lobang/bendung penguras
3)
Bangunan penguras
Bendung Tetap
Bendung tetap adalah suatu bangunan
peninggi muka air yang terdapat di sungai. Jenis ini selain
meninggikan muka
air, juga melemparkan air banjir kehulu suatu bendungan, biasanya dilengkapi
dengan
pintu pembilas yang berfungsi untuk membuang endapan di depan pintu
pengambilan (intake storage).
Beberapa
syarat yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1)
Bendung harus stabil terhadap guling,
geser maupun perlokasi
2)
Cukup lebar sehingga waktu banjir tidak
membahayakan sekelilingnya
3)
Lebar pintu pembilas 1/5 sampai dengan
1/10 lebar bending
4)
Untuk sungai yang membawa batu, sisi
belakang dibuat tegak untuk menghindari gesekan batu.
5) Pintu pengambilan dan pintu pembilas
harus direncanakan transmisinya sehingga pengoperasiannya mudah.
Ada beberapa macam bendung tetap yang
perlu diketahui, yaitu:
1) Bendung buatan penduduk: Bendung
jenis ini biasanya sangat sederhana, dan tidak tahan lama. Bendung ini dibuat
dari bahan-bahan yang ada disekitar tempat tersebut, dan sering kali hanya
bermanfaat pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan akan hancur.
2) Bendung permanent: Untuk
bendung permanent yang lebih kokoh, banyak terdapat di pulau jawa, dan pada
umumnya dibangun oleh pemerintah, karena bendung-bendung ini kanstruksinya
sukar, dan memerlukan biaya yang mahal. Beberapa diantaranya adalah warisan
dari pemerintah Belanda, ban berusia sangat tua.
3) Bendung tumpah dengan loncatan: Bendung
ini bermanfaat pada daerah kemiringan yang besar. Ciri-ciri bendung ini adalah,
airnya mengalir melalui dinding miring dengan kecepatan yang tinggi dan
kemudian (karena bidang tumpah membelok vertical kebawah dengan tiba-tiba) Meloncat
horizontal atau bahkan sedikit keatas untuk akhirnya jatuh ketanah agak jauh
dari kaki bendung.
4) Bendung dari beton bertulang: Keistimewaan
dari bendung tipe ini adalah di belakang tubuh bendung dibuat lubang-lubang di
antara sekat-sekat pelat beton, hal ini dibuat agar air dapat masuk kedalam
tubuh bendung untuk menjaga stabilitas bendung.
Bangunan Bendung Tetap
Bendung Bergerak
Bendung bergerak kebanyakan dibuat di
sungai-sungai bagian hilir, dimana pembendungan air sungai
sewaktu banjir tidak
diperhatikan, berhubung meluapnya air di daerah ini kebanyakan lebih sedikit
tinggi
daripada permukaan tertinggi sungai. Secara singkat kita dapat
mengatakan bahwa bendung bergerak
adalah bangunan peninggi muka air yang dapat
digerakkan konstruksinya, terdiri dari pintu-pintu yang lebar
dan alat-alat
pengangkut yang dapat membuka dan menutup dengan perantara roda.
Bangunan Bendung Bergerak
Denah
dan Potongan Melintang Bendung Gerak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar