Jembatan adalah bagian dari jalan yang merupakan bangunan layanan lalu lintas (untuk melewatkan lalu lintas), dan keberadaannya sangat diperlukan untuk menghubungkan ruas jalan yang terputus oleh suatu rintangan seperti sungai, lembah, gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dan lain-lain), jalan atau lalu lintas lainnya. Adapun fungsinya adalah sama dengan jalan yang melintasinya yakni merupakan prasarana penghubung atau meneruskan pergerakan lalu lintas barang dan jasa, secara langsung dan ekonomis sehingga akan menambah nilai efisiensi produksi barang dan jasa tersebut, di samping itu jalan dan jembatan mempunyai arti yang cukup penting dalam pertahanan dan keamanan untuk menjaga teritorial wilayah negara dan juga kesatuan bangsa serta keadilan sosial. Bangunan jalan dan jembatan (sebagai bangunan untuk layanan lalu lintas ) sangat vital keberadaannya karena keberadaannya sangat dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat, baik kelas bawah hingga atas, yang berekonomi lemah hingga konglomerat.
Jembatan sebagai salah satu prasarana penting untuk melewatkan kendaraan lalu lintas, memiliki peran yang sangat penting untuk melanjutkan program pembangunan ekonomi Indonesia dan menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Namum demikian dalam pelayanannya kadang-kandang terganggu karena umur pelayanannya dan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Umur pelayanan yang berkurang tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor:
- Desain jembatan yang dibangun tahun 80-an tidak dapat mengakomodasi perkembangan beban lalu lintas untuk tahun 2000-an sampai sekarang.
- Kondisi Pekerjaan pekerjaan yang jauh dari spesifikasi yang disyaratkan karena lemahnya pengawasan dan atau kondisi lapangan yang tidak memungkinkan.
- Adanya kelebihan beban yang terjadi akibat model-model kendaraan berat baru dengan konfigurasi sumbu dan bak pengangkut barang yang melebihi standar pembebanan jembatan yang ada atau tidak sesuai tekanan gandar kendaraan antara muatan (yang melebihi) dengan standar perhitungan yang telah ditentukan karena lemahnya pengawasan lalulintas angkutan dari pihak terkait.
Klasifikasi Jembatan
Menurut keberadaannya jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Jembatan Tetap: jembatan permanen yang keberadaannya dapat dimanfaatkan terus (sesuai umur perencanaan) atau tidak terikat waktu dan jembatan ini dapat berupa :
- Jembatan Kayu
- Jembatan Baja
- Jembatan Beton Bertulang Balok T
- Jembatan Prategang
- Jembatan Pelat Beton
- Jembatan Komposite
- Jembatan Bata
Jembatan Gerak: jembatan yang dapat digerakkan biasanya karena adanya lalu lintas lain yang melintasi jembatan tersebut dan jembatan ini (umumnya dari baja, dan Komposite karena sifat dan karakteristiknya, mudah didalam operasionalnya) jembatan ini dibagi menurut cara kerjanya sebagai berikut:
(a) Jembatan yang dapat berputar di atas poros mendatar seperti:
- Jembatan Angkat
- Jembatan Baskul
- Jembatan Lipat Stross
(c) Jembatan yang dapat berputar di atas poros tegak atau jembatan putar.
(d) Jembatan yang dapat bergeser ke arah tegak lurus atau mendatar seperti:
- Jembatan Angkat
- Jembatan Beroda
- Jembatan Goyah
Menurut fungsinya jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Jembatan Jalan Raya
- Jembatan Jalan Rel
- Jembatan untuk Talang Air/Waduk
- Jembatan untuk Penyeberangan Pipa-Pipa (air, minyak, gas, dan lain-lain)
Menurut materialnya (material yang dipakai) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Jembatan Bambu
- Jembatan Kayu
- Jembatan Beton Bertulang (konvensional maupun prategang)
- Jembatan Baja (gelagar maupun rangka)
- Jembatan Komposite
- Jembatan pasangan batu kali/bata.
Menurut bentuk struktur atas yang digunakan jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Jembatan Balok/Gelagar
- Jembatan Pelat
- Jembatan Pelengkung/Busur
- Jembatan Rangka
- Jembatan Gantung
- Jembatan Cable Stayed
Menurut lokasinya jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Jembatan yang Melintasi Sungai
- Jembatan yang Melintasi Waduk
- Jembatan yang Melintasi Jalan Raya
- Jembatan yang Melintasi Jalan Kereta Api
Menurut daktilitasnya jembatan dapat diklasifikasikan menurut perilaku seismik daktilitasnya (tidak termasuk pangkal jembatan) dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis yaitu:
- Jembatan Jenis A: jembatan dengan daktilitas penuh dan monolit
- Jembatan Jenis B: jembatan dengan daktilitas penuh dan terpisah
- Jembatan Jenis C: jembatan yang tidak daktail
- Jembatan Jenis selain A, B, C, yaitu jembatan yang tidak menghasilkan mekanisme plastis yang pasti, dan akan memerlukan analisis dinamik oleh ahli teknis khusus, misalnya: (a) Jembatan dengan jenis struktural khusus (kabel, lengkung, dan lain-lain); (b) Jembatan dengan geometri khusus (L > 200 M, lengkung horizontal, dan lain-lain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar