Beberapa cara perencanaan tebal perkerasan kaku:
Cara- Portland cement
- Cara Portland cement, berdasarkan teori Westegaard,dimana harga K,tidak mengalami koreksi terhadap kadar air.
- Untuk menentukan kekuatan beton,dipergunakan SF = factor keamanan.
- Bila ada gejala ‘pumping, tebal subbase dusarankan 10-15 cm.
- Bila ada gejala perubahan kerataan subgrade, maka disarankan tebal subbase 15-30 cm.
Cara-Corps
of Engineers
- Cara ini di dasarkan kepada pengalaman-pengalaman dan teori-teori Westegaard.
- Harga K (Modulus reaksi tanah dasar) diperoleh dari ‘Plate Loading Test’ dan diadakan koreksi terhadap kadar air (yang paling jelek).
- Dengan mengetahui harga K, tegangan hancur beton, beban roda, maka tebal plat dapat dihitung.
- Corps of Engineers juga telah menurunkan cara perencanaan tambahan lapisa beton, sesuai dengan Manual EM 110-45-303, Engineering and Design Rigid Airfield Pavement.
Cara NAVY
- Cara ini hampir sama dengan cara Corps of Engineers.
- Harga K (Modulus reaksi tanah dasar) juga dikoreksi terhadap air.
- Tebal subbase dapat ditentukan berdasarkan hasil ‘Loading test’ pada waktu evaluasi subgrade (tanah dasar).
- Untuk memudahkan perhitungan, cara NAVY telah menurunkan grafik-grafik perencanaan.
- Dengan menentukan terlebih dahulu nilai-nilai K (Modulus of subgrade reaction), tegangan hancur beton, pembebanan, maka grafi-grafik dimaksud dapat digunakan untuk perhitungan yang diinginkan.
Cara
AASHTO
- Cara ini juga diturunkan berdasarkan teori-teori DR.H.M. Westegaard.
- Harga K (Modulus of Subgrade Reaction) ditentukan dengan “Plate Loading Test” tanpa koreksi terhadap kadar air.
- Untuk memudahkan dalam perhitungan, telah disusun monogram-monogram atas dasar analisa traffic untuk Umur Rencana (UR = 20 tahun).
- Untuk beton ditentukan : Tegangan yang bekerja diambil sebesar 75 % dari Modulus Hancur Beton pada umur 28 hari.
- Index permukaan ditentukan : (a) Pt = 2,5 untuk “Major Highway”, dan (b) Pt = 2,0 untuk “Secondary Highway”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar