Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat lain, dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang-kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.
Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituang, dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi pemisahan kerikil dari adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan. Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya kecil.
Ada berbagai cara dan jenis alat untuk mengaduk material menjadi beton, tetapi yang saya bahas saat ini yaitu sistem pengadukan yang menggunakan wet mix dan dry mix. Perbedaan wet mix dan dry mix adalah sebagai berikut:
- Wet mix (adukan basah/jadi) adalah setelah semua material di timbang (sesuai mutu yang di inginkan) material akan diaduk dalam pan mixer (tempat pengadukan) sampai mencapai slump (tingkat keenceran/kekentalan yg diharapkan) dan akan diturunkan ke dalam mixer truck (mobil molen) dan siap dikirim ke lokasi pengecoran.
- Dry mix (adukan kering) adalah setelah semua material ditimbang (sesuai mutu yang di inginkan) material akan diaduk di dalam mixer truck (mobil molen), sampai mencapai target slump yang diinginkan,
Sistem kerja batching plant dapat dilihat pada video di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar