Kamis, 15 Januari 2015

Perancah (Scaffolding)

Fungsi Perancah (Scaffolding)
Perancah (scaffolding) adalah merupakan suatu konstruksi pendukung pada suatu pekerjaan sebuah proyek yang tebuat dari rangka besi yang berbentuk khusus buatan pabrik dengan daya dukung tertentu, dimana pada pekerjaan ringan dapat dipakai sebagai penyangga untuk pekerja, pada pekerjaan yang lebih tinggi.
Perancah terdiri dari rangkaian atau komponen yang disusun dengan arah vertikal maupun diarangkai secara horisontal dan dipergunakan untuk keperluan yang bersifat sementara.


Perancah (Scaffolding)

Pada dasarnya perancah berfungsi sebagai:
  1. Landasan untuk pekerja dalam melaksanakan pekerjaan.
  2. Penopang atau penyangga bekisting
Perancah dapat digunakan pada pekerjaan bangunan gedung maupun konstruksi lainnya seperti jembatan, tower maupun konstruksi lainnya.


Jenis dan Tipe Perancah (Scaffolding)
Pada awalnya perancah yang banyak digunakan adalah perancah yang terbuat secara tradisional yaitu dari bahan kayu dolken dan bambu. Namun dengan berkembangnya teknologi bekisting sejalan dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja, maka telah banyak dikembangkan perancah dari bahan baja. Perancah scaffolding telah dikembangkan dalam berbagai jenis dan tipe.
Perancah (scaffolding) memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan jenis lainnya:
  1. Ringan denga berbagai tipe.
  2. Bentuk yang rapi.
  3. Dapat dipakai berulang kali.
  4. Ekonomis
  5. Mudah dipasang dan dibongkar

Pemasangan Scaffolding

Adapun tipe dan jenis scaffolding adalah:

Tipe dan Jenis Scaffolding

Komponen Perancah (Scaffolding)
Untuk mendukung kemudahan pemasangan atau penyetelan serta pada pembongkaran sebuah perancah maka ada bagian-bagian dari scaffolding yang perlu kita ketahui sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaaan perancah (steel scaffolding).
Adapun bagian-bagian atau komponen dari perancah adalah:

1) Rangka besi utama (frame).

Rangka Besi Utama (Frame)

2) Rangka besi penyambung (adjustable frame).

Rangka Besi Penyambung (Adjustable Frame)

3) Jack base (adjustable jack base).

Jack Base (Adjustable Jack Base)

4) U-head jack (adjustable shoring head).

U-Head Jack (Adjustable Shoring Head)

5) Joint pin.
6) Cross brace (bracing).

Cross Brace (Bracing)

Adapun sistem pembebanan pada scaffolding dapat dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini:


Sistem Pembebanan pada Scaffolding

Cara Penyambungan Perancah (Adjustable Scaffolding)
Pada dasarnya penyetelan perancah sangat sederhana dan mudah namun yang menjadi permasalahan adalah apabila ketinggian bekisting yang akan kitan pasang tidak sesuai dan spesifikasi (ketinggian) scaffolding yang ada. Oleh sebab itu sangat perlu data teknis atau gambar dari pekerjaan bekisting agar dapat merencanakan pemasangan perancah.
Di bawah ini akan menjelaskan dengan singkat bagaimana cara penyetelan perancah dan cara penyambungannya. Cara penyetelan perancah scaffolding adalah sebagai berikut:
  1. Menentukan letak dari scaffolding atau mengatur jarak scaffolding misalnya as balok pada pekerjaan bekisting balok.
  2. Memasang base plat atau jack base di atas landasan yang stabil.
  3. Menyetel kerangka (frame).
  4. Dilanjutkan dengan memasang cross brace pada dua sisi agar elemen perancah dapat berdiri dengan baik.
  5. Selanjutnya menyusun frame vertikal berikutnya, atau selesai dengan pemasangan shoring head jika ketinggian perancah dianggap cukup, artinya ketinggian dapat dilakukan dengan mengatur jack dan u-head.
  6. Kemudian ketinggian perancah diatur sesuai dengan ketinggian bekisting yang telah direncanakan.

Penyusunan Scaffolding

Tinggi frame tertentu sesuai dengan jenis produksinya sedangkan ketinggian bekisting atau dasar beton terhadap tempat berpijak perancah juga tertentu, sesuai dengan desain dan kondisi setempat.
Untuk memenuhi ketinggian plafon diperlukan, dapat diatur dengan beberapa cara sebagai berikut :
  1. Menentukan tebal beton screed tempat berpijak jack base.
  2. Mengatur jack base dan u-head jack dengan ulir yang ada.
  3. Menyusun frame vertikal dan atau menambah adjusting frame sesuai dengan ketinggian yang diperlukan (lihat gambar)
  4. Panjang ulir jack base dan u-head.


Rangka Besi Penyambung (Adjustable Frame)

Cara Pembongkaran Perancah (Scaffolding)
Pembongkaran scaffolding harus memperhitungkan kekuatan atau umur beton serta memperhatikan kebutuhan pekerjaan berikutnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantapun terhadap perawat agar pada saat pembongkaran tidak terjadi masalah. Apabila ketentuan beton sudah cukup maka persiapan, maka siap persiapan pembongkaran.
Disamping kekuatan beton juga perlu diperhatikan arah dan bagian mana yang lebih dahulu dibongkar. Langkah pembongkaran perancah (scaffolding) :
  1. Didahului dengan penurunan u-head pada bagian tengah bentangan atau daerah momen terbesar ke arah tepi, untuk menghindari penurunan mendadak.
  2. Dilanjutkan dengan pembongkaran frame scaffolding.
  3. Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat pembongkaran bekisting cetak maka frame lapis pertama tidak dibongkar.
  4. Selanjutnya melepas join pin dan cross brace.

Sistem Pembongkaran

Persyaratan Perancah (Scaffolding)
Pada masa sekarang telah banyak dikembangkan perancah sebagai upaya untuk mendapatkan cara kerja yang lebih cepat (mudah), hemat dan memiliki bobot yang ringan namun mampu memikul beban yang lebih berat. Walaupun perancah bersifat sementara dalam sebuah konstruksi bangunan namun harus memiliki persyaratanpersyaratan teknis yang mendasar. Persyaratan tersebut bertujuan untuk mendukung dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan konstruksi bangunan
gedung.
Adapun tuntutan dan persyaratan yang diemban oleh perancah adalah seperti yang disebutkan di bawah ini :

Kuat
Dengan bobot ringan namun mampu memikul beban yang lenih besar.

Awet
Walaupun pada saat pemasangannya berlangsung kasar namun tetap dapat dipergunakan.

Mudah dipasang (sederhana)
Dengan bobot yang ringan dan ditambah sistem pendukung (asesoris) yang sederhana akan memudahkan dalam pemasangan

Penambahan Sistem Pendukung.

Pemasangan joint pin antar frame harus bertumpu merata.
Mudah dikontrol (dipantau).
Dapat dipakai berulang-ulang.
Jika terlalu tinggi dapat ditambah cross brace.

Rangkaiaan Scaffolding

Hindari terjadinya melengkung.

Pelengkungan Scaffolding

Teratur
Pada saat bekerja dapat dengan mudah dilewati atau adanya jalan lalu lintas di bawah bekisting.

Pemasangan Scafollding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar