Lajur Pasang Surut (Arus Tidal)

Arus tidal adalah arus yang menggunakan lajur jalan yang berlawanan atau diberlakukan sistem yang penggunaan lajur tidak sama antara arah satu dengan arah lainnya.Arus tidal diberlakukan pada jalan radial urban dimana terjadi ketidakseimbangan penggunaan ruang jalan antara arus yang menuju ke pusat kota dan arus yang meninggalkan pusat kota akibat pergerakan arus komuter. Secara umum apabila rasio arus berbanding sekitar 0,70 : 0,30 maka arus tidal dapat diberlakukan dengan catatan penggunaan lajur pada arus lalu lintas yang kecil tetap memadai kapasitasnya. Arus tidal diberlakukan pada jam-jam puncak.

Jumat, 25 Juli 2014

Metode Pembuatan Bendung

Metode pembuatan bendungan adalah sebagai berikut:
  1. Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan sungai
  2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.
  3. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area atau disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah.
  4. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu

Pekerjaan Penggalian Tanah pada Bangunan Rumah Tinggal

Persiapan
  • Pembersihan Tanah: Sebelum pembangunan dilakukan pembersihan tanah dari hal – hal yang akan mengganggu proses pembangunan semisal pohon-pohon besar yang akarnya dapat mengganggu pondasi sedangkan untuk perdu tidak perlu dibersihkan. Pembersihan tanah dapat dilakukan dengan cangkul atau alat berat untuk pohon besar.
  • Bowplank: Pekerjan awal sebelum memulai membangun adalah pembuatan bedeng dan pembuatan bowplang. Bowplang adalah alat bantu tukang untuk membuat siku bangunan (90˚) dan ketinggian atau elevasi lantai. Bowplang biasanya dibuat dari papan atau balok kaso ukuran 5/7. Pemasangan bowplang dilakukan pada jarak 1m diluar denah yang akan dibuat. Tujuannya agar bowplang tidak terbongkar pada saat penggalian pondasi. Biasanya bowplang akan dibongkar setelah pekerjaan pengecoran beton sloof selesai dlaksanakan.

Pelaksanaan
Berikut hal hal yang  perlu diperhatikan  berhubungan dengan pekerjaan galian pondasi :
  • Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian pada saat pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk agar setiap orang berhati-hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang berkepentingan yang diijinkan memasuki area galian pondasi.
  • Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar pekerjaan dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara manual, maka pelaksana harus memperhatikan kondisi si pekerja  dan juga harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul, sekop, tambang, ember/ karung  pembuang tanah.
  • Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas tanah pemilik. Jika

Senin, 21 Juli 2014

Penggalian Tanah


Definisi
  1. Excavation / Penggalian – aktifitas manusia membuat potongan, gua, parit, dan lain-lain dengan memindahkan atau membuang tanah.
  2. Trench / parit – galian sempit. Kedalaman lebih besar dibandingkan lebar, tetapi tidak lebih dari 15 feet (4.5 meter).
  3. Shield / Pelindung – struktur yang dipasang didalam galian untuk mencegah longsor dan melindungi pekerja.
  4. Shoring / Penahan – struktur yang menahan semua sisi galian dan melindungi dari kelongsoran.

Minggu, 20 Juli 2014

Jalur dan Lajur

"Jalur" dan "lajur" merupakan istilah yang sering didengar di masyarakat. Selain itu, istilah ini sering kebalik menyebutnya baik di lingkungan masyarakat, bahkan di dunia pemberitaanpun masih sering kebalik. "Jalur" disebut "lajur" dan begitu sebaliknya. ini ada sedikit penjelasan tentang "Jalur" dan "lajur".

Jalur Lalu Lintas
Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan . Batas jalur lalu lintas dapat berupa :
  1. Median
  2. Bahu
  3. Trotoar
  4. Pulau jalan
  5. Separator
Jalur lalu lintas dapat terdiri dari :
  1. 1 jalur-2 lajur-2 arah
  2. 1 jalur-2 lajur-1 arah
  3. 2 jalur- 4 lajur- 2 arah
  4. 2 jalur – n lajur – 2 arah

Kamis, 17 Juli 2014

Cara Merakit/Memasang Tower Crane

Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur.



Mungkin masih banyak yang belum tahu cara merakit/memasang tower crane, secara singkat beginilah tahap-tahapannya:

Selasa, 15 Juli 2014

Perencanaan Pengendalian/Pengaturan Arus Lalu Lintas Di Persimpangan

Operasi pada setiap persimpangan selalu menjadi faktor penting didalam menentukan kinerja (performance) dan kapasitas keseluruhan jaringan jalan. Untuk itu masalah pengendalian arus lalu lintas dipersimpangan menjadi amat vital. Suatu solusi yang baik akan dapat memperbaiki kinerja jaringan jalan secara keseluruhan.
Setiap persimpangan memiliki karakteristik yang unik, misalnya dalam bentuk fisik, tingkat arus kenderaan, gerakan belok kenderaan, serta gerakan pejalan kaki, hal ini akan menimbulkan semakin kompleksnya masalah pengendalian persimpangan. Oleh karenanya pada daerah persimpangan perlu diupayakan suatu pengatuaran dan
pengendalian yang baik dimana tujuannya adalah sbb:
  1. Meminimalkan jumlah titik-titik konflik yang mungkin ada sehingga mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan.
  2. Optimasi operasional persimpangan sehingga kapasitas persimpangan dapat tetap terjaga sesuai dengan yang direncanakan.
  3. Kemudahan memahami bagi pelaku lalu lintas yang menggunakan persimpangan terhadap pengaturan arus dipersimpangan. Untuk itu petunjuk atas rambu harus jelas, pasti dan sederhana.

Senin, 14 Juli 2014

Kelebihan Serta Kekurangan Perkerasan Beraspal dan Beton

Perkerasan Beraspal
Faktor Biaya
Perkerasan beraspal umumnya membutuhkan biaya awal konstruksi yang lebih rendah dari perkerasan beton, terlebih sebelum kenaikan harga minyak dunia yang berimbas pada kenaikan harga aspal. Namun untuk daya dukung tanah dasar dan umur rencana yang sama seperti perkerasan beton, maka keperluan agregat perkerasan beraspal akan lebih banyak, sehingga perlu pembukaan sumber material baru.
Selain itu perkerasan beraspal membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi selama umur rencana. Untuk mengurangi pemeliharaan yang tinggi ini, maka perkerasan beraspal lebih sesuai untuk lokasi yang tidak memiliki masalah dengan drainase, dan lalu lintas yang lewat tidak terlalu padat. Selain itu biaya pemeliharaan dapat dikurangi, bila kerusakan yang terjadi (seperti: lubang, amblas) segera ditangani sedini mungkin.

Faktor Waktu
Umumnya selesai konstruksi, perkerasan beraspal tidak perlu menunggu waktu yang lama, atau bisa langsung melayani kendaraan. Bila satu dan lain hal perkerasan perlu dibongkar atau direcycling, maka waktu yang diperlukan juga tidak lama, dengan kemampuan alat yang tidak terlalu besar.

Keawetan dan Kekuatan
Perkerasan beraspal bila dipelihara dengan baik bisa bertahan sampai 10 tahun, sebelum dilakukan

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Pengertian Rigid Pavement
Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasn tersebut, merupakan salah satu jenis perkerasan jalan yang digunakn selain dari perkerasan lentur (asphalt). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang (fly over), jalan tol, maupun pada persimpangan bersinyal. 
Jalan-jalan tersebut umumnya menggunakan beton sebagai bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi asphalt. Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri disbanding perkerasan lentur (asphalt) adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade. Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada daerah yangg relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yangg menanggung beban struktural. Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar.

Gambar Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

Minggu, 13 Juli 2014

Solusi Sumber Air Bersih dengan cara Mengolah Air Laut Menjadi Air Tawar dengan Metode Osmosis Balik (Reverse Osmosis)

Pengertian Sistem Osmosis Balik
Osmosis balik atau reverse osmosis (RO) adalah suatu sistem atau alat yang canggih yang dapat digunakan untuk mengolah air laut menjadi air tawar yang siap diminum. Kecanggihan teknologi ini sudah dirasakan di banyak negara seperti Amerika, Jepang, dan Arab. Teknologi canggih ini pun sudah seharusnyalah dikembangkan di Indonesia karena mengingat sedang terjadinya krisis air bersih di Indonesia sedangkan Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang mempunyai laut yang luas yang seharusnya bisa dimanfaatkan.
Cara kerja alat ini yaitu dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa molekul-molekul air murni menembus suatu membran semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik, dan  bakteri pun akan ditolak (rejeksi).
Osmosis balik ini dioperasikan secara berlanjut. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dengan tingkat produksi yang tinggi. Osmosis balik  merupakan cara paling murah untuk menawarkan pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah kemurnian air yang dihasilkan sangat bagus, menghemat tempat, dan menghemat energi.

Potensi
Potensi yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai tambah sebagai hasil dari pengembangan 

Selasa, 08 Juli 2014

Manajemen Lalu Lintas 2

Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada untuk memberikan kemudahan kepada lalu lintas secara efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan. Hal ini berhubungan dengan kondisi arus lalu lintas dan sarana penunjangnya pada saat sekarang dan bagaimana mengorganisasikannya untuk mendapatkan penampilan yang terbaik.

Tujuan Manajemen Lalu Lintas
Tujuan dilaksanakannya Manajemen Lalu Lintas adalah :
  1. Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat aksesibilitas (ukuran kenyamanan) yang tinggi dengan menyeimbangkan permintaan pergerakan dengan sarana penunjang yang ada.
  2. Meningkatkan tingkat keselamatan dari pengguna yang dapat diterima oleh semua pihak dan memperbaiki tingkat keselamatan tersebut sebaik mungkin.

Sabtu, 05 Juli 2014

Simpang

Simpang adalah bagian yang sulit dihindarkan dalam jaringan jalan, karena persimpangan jalan merupakan tempat bertemu dan berganti arah arus lalu lintas dari dua jalan atau lebih. Ketika berkendara didalam kota orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan didaerah perkotaan biasanya memiliki persimpangan, dimana pengemudi dapat memutuskan untuk jalan terus atau berbelok dan pindah jalan.
Menurut Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996), persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan di mana jalanjalan bertemu dan lintasan kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masingmasing kaki persimpangan bergerak secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Persimpangan-persimpangan merupakan faktor-faktor yang paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan, khususnya di daerah-daerah perkotaan.
Menurut Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal PerhubunganDarat (1996), persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan di mana jalan-jalan bertemu dan lintasan kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masingmasingkaki persimpangan bergerak secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Persimpangan-persimpangan merupakan faktor-faktor yang paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan, khususnya di daerah-daerah perkotaan.

Klasifikasi Jalan

Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 2004 dan PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan, jalan-jalan di lingkungan perkotaan terbagi dalam sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder:

Sistem Jaringan Jalan Primer 
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:

  1. Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan 
  2. Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.(Pasal 7 PP No. 34 tahun 2006). 

Fungsi jalan dalam sistem jaringan primer (Pasal 10 PP No. 34 tahun 2006) dibedakan sebagai berikut :

  1. Jalan arteri primer: Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. 
  2. Jalan kolektor primer: Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat

Manajemen Lalu Lintas 1

Manajemen lalu lintas berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Lalu Lintas.
Pengendalian kawasan/wilayah
  • Fasilitas parkir
  • Lajur khusus bus kota
Peningkatan kapasitas ruas jalan
  • Sistem satu arah
  • Larangan parkir di jalan
  • Pembatasan akses

Pengaturan Jalan Satu Arah (One-Way Street)

Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan dan tundaan (delay) lalu lintas, melalui pengaturan arah pergerakan lalu lintas. Keuntungan lain yang diharapan dari teknik adalah mengurangi angka kecelakaan. Namun demikian, disamping memiliki keuntungan, teknik ini juga memiliki beberapa kerugian bagi pemakai jalan.

Keuntungan dan kerugian 
Beberapa keuntungan di antaranya:

  1. Penggunaan/pemanfaatan yang lebih baik pada jalan yang ada (better utilization of existing streets) melalui penyebaran lalu lintas pada semua lajur jalan, penyebaran beban berat kendaraan yang lebih merata pada perkerasan jalan dll. 
  2. Kapasitas ruas jalan bertambah sehingga kecepatan operasi kendaraan bertambah, kerapatan berkurang, arus (flow) bertambah dan tundaan berkurang. 
  3. Kapasitas persimpangan juga bertambah karena berkurangnya jumlah konflik akibat kendaraan berbelok dan penggunaan lajur pendekat yang lebih efisien dll. 
  4. Peningkatan keselamatan karena berkurangnya konflik kendaraan-kendaraan dan kendaraan-pejalan kaki di persimpangan, tidak terjadi silau akibat kendaraan berlawanan arah pada malam hari dll.

Alat Pengendalian/Pengaturan Lalu Lintas

Alat pengatur lalu lintas umumnya dipasang untuk menyediakan informasi secara visual untuk lalu lintas. Beberapa contoh alat pengatur adalah rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas dll. Tujuan utama alat pengatur tersebut dipasang di antaranya adalah sebagai berikut.

Mengatur sesuai peraturan lalu lintas (to regulate traffic) 
Pemasangan peralatan ini diharapkan: 
  1. Memberikan informasi tentang peraturan yang harus dipatuhi ketika lalu lintas berada di lokasi tertentu. Contoh: batas kecepatan (speed limits), pembatasan/larangan parkir (parkir restrictions), jalan satu arah (one-way operation), larangan menyalip (no passing/overtaking), batas muatan/ kelas jalan dll.
  2. Instruksi untuk melakukan aksi, seperti: keharusan berhenti/ stop, memberi jalan (give away/yiled), penggunaan lajur kanan hanya untuk belok kanan, truk harus menggunakan lajur kiri dll.

Rabu, 02 Juli 2014

Karakteristik Lalu Lintas

Arus Lalu Lintas Jalan

Menurut Direktorat Jenderal Bina marga (1997), arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik tertentu persatuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan perjam atau smp/jam. Arus lalu lintas perkotaan terbagi menjadi empat (4) jenis yaitu: 
  1. Kendaraan ringan / Light vihicle (LV): Meliputi kendaraan bermotor 2 as beroda empat dengan jarak as 2,0–3,0 m (termasuk mobil penumpang, mikrobis, pick-up, truk kecil, sesuai sistem klasaifikasi Bina Marga)
  2. Kendaraan berat/ Heave Vehicle (HV): Meliputi kendaraan motor dengan jarak as lebih dari 3,5 m biasanya beroda lebih dari empat (termasuk bis, truk dua as, truk tiga as, dan truk kombinasi).
  3. Sepeda Motor/ Motor cycle (MC): Meliputi kendaraan bermotor roda 2 atau tiga (termasuk sepeda motor dan kendaraan roda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga)

Persimpangan Jalan

Persimpangan jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Olehnya itu persimpangan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan khususnya di daerah - daerah perkotaan.
Persimpangan merupakan tempat sumber konflik lalu lintas yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadi konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya ataupun antara kendaraan dengan pejalan kaki. Oleh karena itu merupakan aspek penting didalam pengendalian lalu